Duel Lawan Quartararo Perebutkan Juara Dunia MotoGP 2022, Bagnaia Tak Butuh Belas Kasihan
Francesco Bagnaia untuk kesekian kalinya menolak team order dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022 guna mengalahkan Quartararo.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Pembalap asal Italia, Francesco Bagnaia menepis anggapan bahwa pencapaiannya di MotoGP 2022 karena bantuan 'konvoi' dari pembalap Ducati.
Secara terang-terangan, Francesco Bagnaia ogah diberi belas kasihan dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022.
Pria yang akrab disapa Pecco ini tak membutuhkan bantuan maupun taktikal team order yang dapat memperingan kerjanya dalam duel melawan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Baca juga: Tampil Gacor di MotoGP 2022, Marco Bezzecchi Sebut Ada Peran Valentino Rossi
Sebagaimana yang diketahui, MotoGP 2022 menyisakan tiga race lagi. Meliputi Australia, Malaysia dan Valencia.
Perburuan gelar Juara Dunia MotoGP 2022 dipastikan sengit merujuk kepada tabel klasemen.
Fabio Quartararo memang menduduki puncak klasemen dengan koleksi 219 poin.
Namun rider berjuluk El Diablo ini hanya unggul dua angka saja dari Bagnaia yang mengekor di tangga kedua.
So, wajar jika kemudian menyebut tekanan justru berada di pundak Quartararo.
Apalagi Fabio Quartararo harus melawan rombongan pembalap Ducati lainnya yang sudah mendapatkan instruksi untuk membantu Bagnaia.
Menyikapi hal ini, Bagnaia pun angkat bicara.
Dia tak menampik jika team order dapat membantunya. Namun dalam situasi saat ini, mantan pembalap Pramac Ducati tak terlalu membutuhkannya.
"Tidak perlu disangsikan lagi jika team order sangat membantu dalam perburuan gelar juara dunia. Hal itu nampak di seri terakhir (MotoGP Thailand)," buka Bagnaia, dikutip dari laman Motosan.
MotoGP Thailand 2022 menempatkan Bagnaia finis di P3. Itu pun berkat aksi 'lunak' Johann Zarco yang tak begitu nge-push untuk menyalip Bagnaia.
Hasilnya, Bagnaia bisa memangkas perolehan poin dengan Quartararo, karena rider Yamaha itu finis di P17 alias tak masuk zona poin.
"Saya mengetahui sejauh mana potensi yang dimiliki. Jujur saja, saya menjadi pembalap dengan jumlah kemenangan terbanyak (MotoGP 2022) bukan karena belas kasihan untuk membiarkanku lewat, ini adalah kualitasku," sanggah Bagnaia.
"Team order memang bagus, namun ini belum waktunya," sambung Pecco.
Di mata Bagnaia, dia hanya ingin tampil nothing to lose di tiga balapan tersisa.
Di sisi lain, tugas anak didik Valentino Rossi ini tidaklah gampang.
Terhadap dirinya disangkutkan harapan Ducati untuk mengakhiri paceklik gelar juara.
Terakhir kali pabrikan Bologna, Italia ini merengkuh gelar juara dunia MotoGP ialah edisi 2007 yang dipersembahkan Casey Stoner.
"Saya ingin menerapkan jalannya balapan seperti biasa dengan mendorong sampai akhir. Jika saya berhasil meraih gelar juara, maka saya ingin merayakannya dengan bahagia sepenuhnya," pungkas Bagnaia.
(Tribunnews.com/Giri)