Agus Manuhutu Terkesan Dengan Sosok Amir Yanto Untuk Itulah Serahkan Surat Dukungan
Peraih perunggu SEA Games Nakhon Ratchasima, Thailand 2007 ini meminta Agus Suparmanto untuk tidak lagi mencalonkan sebagai Ketua Umum PB IKASI
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 'Pertemuan pertama begitu menggoda, Selanjutnya terserah anda.' Kalimat itu disampaikan Komisi Teknik Kepelatihan Pengprov IKASI Maluku usai memberikan surat dukungan kepada Jamintel Kejaksaan Agung, DR Amir Yatin sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) periode 2022-2026 dalam Musyawarah Nasional (Munas) IKASI yang akan dihelat di Bali, 3 Desember 2022 mendatang.
"Saya terkesan dengan pak Amir Yanto yang bersedia dicalonkan sebagai Ketua Umum PB IKASI periode 2022-2026. Makanya, saya bilang pertemuan pertama begitu menggoda. Selanjutnya terserah anda," ungkap Agus Pieter Manuhutu, mantan atlet anggar nasional yang meraih 2 medali emas pada SEAFF di Brunai 2005.
"Saya beruntung bisa bertemu langsung dengan pak Amir Yanto serta berbincang-bincang mengenai olahraga anggar dan juga meminta masukan," tambahnya.
Peraih perunggu SEA Games Nakhon Ratchasima, Thailand 2007 ini meminta Agus Suparmanto untuk tidak lagi mencalonkan sebagai Ketua Umum PB IKASI dalam Munas nanti.
"Sebagai masyarakat olahraga harusnya sportif. Kalau dua periode tanpa prestasi yang sudah layak mundur," tegasnya.
Dia juga mengaku sangat sedih dengan mundurnya prestasi anggar Indonesia dimana terakhir kali tampil memperkuat Kontingen Indonesia tanpa membawa medali di SEA Games 2021 Vietnam. Dan, dia tidak menerima alasan jika penyebab kegagalan anggar karena pandemi Covid-19.
"Anggar itu punya prestasi bagus dan pernah meraih medali di Asian Games dan rutin meloloskan atletnya ke Olimpiade. Pandemi Covid 19 tidak bisa dijadikan alasan kegagalan. Toh, cabang olahraga lain bisa berprestasi," ujarnya.
Menurut Agus, ketidakmampuan kepengurusan PB IKASI di bawah kepemimpinan Agus Suparmanto menjadi penyebab cabor olahraga anggar tidak masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Potensi atlet anggar Indonesia untuk meraih prestasi di ajang internasional cukup besar. Dan, Indonesia itu terakhir meloloskan Diah Permatasari ke Olimpiade 2012 London. Jadi, kegagalan mengulang sukses itu menjadi penyebab cabor anggar tidak masuk dalam DBON," ujarnya.