Borobudur Marathon 2022, Empat Ribu Pelari Berpesta dalam Semarak Sambutan dan Kehangatan Warga
Hal Yang begitu khas dari perhelatan Borobudur Marathon adalah keterlibatan warga yang aktif dalam menyambut para pelari.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
“Semangat, Mas!” pekik Istiqomah (54) dari bangku yang sengaja diangkutnya ke pinggir jalan untuk menonton Tilik Candi. Pelari-pelari itu sedang melintasi desanya, Desa Ngroto.
“Saya pernah dua kali ikut Borobudur Marathon waktu lomba ini diadakan awal-awal dulu, tahun 1990-an. Saya lari 10 kilometer dari Blondo ke Borobudur. Makanya sekarang juga saya senang sekali melihat para pelari ini,” Istiqomah bercerita.
Suasana meriah mewarnai rute, terutama karena adanya panduan sorak dari warga desa maupun sekolah-sekolah. Mereka menyanyi, menari, memainkan musik, dan mengenakan kostum-kostum bernapaskan adat daerah untuk menjaga energi para pelari.
Di salah satu titik misalnya, panggung kecil didirikan untuk pertunjukan kolintang dan bermacam dendang. Ini adalah persembahan dari SMPN 1 Kota Mungkid, Magelang.
“Untuk Borobudur Marathon ini, kami menyiapkan pertunjukan berupa orkestra kolintang dengan perpaduan gerak dan seni. Ada beberapa lagu daerah dan nasional yang dibawakan. Penampilnya 120 siswa yang diseleksi dari kelas 7 dan 8,” cerita Mohammad Yusup, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Mungkid. Kelompok ini hanyalah salah satu dari puluhan penampil yang menyemarakkan Tilik Candi.
Rayakan budaya
Ketulusan dan kehangatan warga serta budaya yang ditampilkan untuk para pelari adalah cerminan nyata apa yang diungkapkan Gubernur Jawa Tengah dan Direktur Bank Jateng Supriyatno sebelumnya, bahwa Borobudur Marathon adalah ajang wisata olahraga.
Selain menonjolkan pertandingan berlarinya itu sendiri, Borobudur Marathon selalu menjadi cara untuk merayakan kekayaan budaya lokal, baik lewat sambutan warganya maupun pengalaman lain yang ditawarkan Magelang.
Keseriusan untuk membangkitkan wisata olahraga juga tampak dari digelarnya Pasar Harmoni selama penyelenggaraan Borobudur Marathon 2022.
Pasar Harmoni adalah bazar kuliner dan kriya khas Magelang dari kelompok Pawone, yang telah melalui proses kurasi dan pendampingan. Pada ajang Bank Jateng Tilik Candi, Pasar Harmoni yang terdiri atas 13 kuliner lokal dan 9 kriya hadir di Taman Lumbini.
Beragam kuliner yang bisa dinikmati, antara lain siomay beong, soto bebek, nasi telang, beragam olahan singkong, dan dawet ireng ketan hijau. Sementara itu, berbagai jenis kriya menarik juga ditawarkan, antara lain kerajinan kayu dan kulit telur, kerajinan kayu limbah, kerajinan kerang, wayang, batik, dan ecoprint.
Para pelaku usaha juga dengan antusias memperkenalkan produk-produk unggulannya. Rumah Singkong Borobudur misalnya, membawa produk gethuk cothot dan mendhut telo. Gethuk cothot adalah getuk berisi gula merah yang langsung lumer di mulut ketika getuk digigit. Sementara mendhut telo adalah olahan singkong dengan isian parutan kelapa dan gula merah, yang lantas dibungkus daun dan dikukus.
“Kami berharap dengan ikut Pawone ini kami bisa lebih dikenal, apalagi sekarang olahan pangan lokal sedang digencarkan,” ujar penggagas Rumah Singkong Borobudur Rini Wijayanti.
Produk-produk Pasar Harmoni tampak disambut antusias pula oleh para pelari. Di sana-sini, gerai kecil masing-masing UMKM dikunjungi para pelari. Mereka menyantap kuliner lokal atau berbelanja produk kriya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.