Prediksi MotoGP 2023: Bikin Boring, Enggak Ada Pembalap yang Karismatik Jadi Sebab
Paolo Simoncelli menyebut MotoGP 2023 akan menjadi musim yang membosankan karena tidak ada pembalap yang memiliki karisma.
Penulis: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Ayah dari mendiang Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli, menyebut MotoGP 2023 sudah kehilangan daya tariknya.
Satu di antara penyebab nyata mengapa pamor MotoGP 2023 semakin menurun lantaran tidak ada pembalap yang dinilai karismatik.
Terlebih, dengan Ducati yang terlalu OP (overpower) di kejuaraan dunia musim lalu, membuat persaingan gelar juara dunia diprediksi Paolo Simoncelli bikin boring untuk MotoGP 2023.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kejuaraan dunia MotoGP mengalami penurunan pamor.
Baca juga: Bak Hewan Liar yang Keluar Kerangkeng, Marc Marquez Siap Berjibaku di MotoGP 2023
Daya pikatnya perlahan mulai hilang. Terbukti dari jumlah penonton yang datang langsung ke sirkuit selalu berkurang di setiap musimnya.
Puncaknya terjadi di MotoGP 2022. Hal ini yang kemudian membuat Dorna Sports selaku 'pemangku hajat' MotoGP resah.
Sejumlah langkah dan cara mulai dilakukan oleh Dorna untuk mengembalikan eksistensi kejuaraa dunia MotoGP.
Termasuk gagasan Sprin Race yang merupakan balapan tambahan di akhir pekan. Merujuk kepada regulasi, Sprint Race MotoGP berbeda dari F1 dan WSBK.
Balapan Sprint Race MotoGP berlangsung pada hari sabtu dan berjumlah setengah dari lap di balapan resminya.
Pun perhitungan poin hanya diberikan kepada peringkat 1 hingga 9 saja.
Namun oleh Paolo Simoncelli, langkah yang diambil Dorna bisa dikatakan mubazir dan banyak celahnya. Satu di antara risiko yang dihadapi pembalap dengan adanya Sprint Race ialah cedera akibat kecelakaan.
Ini bisa mempengaruhi peta perburuan gelar juara dunia MotoGP 2023.
Lewat kacamata Paolo Simoncelli, penyebab mengapa ajang balap Grand Prix roda dua mengalami penurunan pamor dikarenakan tidak ada pembalap yang memiliki karisma.
Maklum di era Fantastic Four meliputi Casey Stoner, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa, kejuaraan dunia MotoGP bak menjadi magnet bagi penikmatnya.
"Tentu saja. Dalam hal riding dan kecepatan, tidak diragukan lagi dengan anak-anak jaman sekarang, mereka sangat bagus dan berbakat," terang Paolo Simoncelli, dikutip dari laman Corsedimoto.
"Menurut saya, masalahnya saat ini tidak ada yang memiliki karisma itu, karakter itulah yang mampu menarik perhatian banyak orang," sambung ayah dari Marco Simoncelli ini.
Lebih lanjut, penyebab kejuaraan dunia MotoGP mulai mengalami degradasi penonton lantaran mulai ngebosenin.
Faktor lain yang menjadi sebab adalah transformasi Ducati yang terlalu super power di ajang MotoGP.
"Saya melihat Ducati sebagai Ferrari, sebagai contoh saja. Siapa pun yang mengendarainya tidak menarik bagi penggemarnya, seolah-olah Leclerc atau orang lain mengendarai Ferrari," terangnya menjelaskan.
Ini menjadi warning bagi Dorna untuk mengembalikan era kejayaannya lantaran bukan perkara yang muda.
Terlebih lagi, fenomena rukun antar-pembalap di MotoGP 2022 juga dipandang sebagai nilai minor dan mengurangi daya tarik kejuaraan.
(Tribunnews.com/Giri)