TRIBUNNEWS.COM - Timnas voli putri Indonesia menghadapi masalah serius jelang pagelaran SEA Games 2023 Kamboja yang dimulai awal Mei nanti.

Stok posisi setter di Timnas voli putri Indonesia memang menjadi polemik tersendiri.

Sejauh ini hingga Proliga 2023 memasuki babak final four, belum ada tosser yang mampu memperlihatkan konsistensi dalam permainannya.

Baca juga: Voli SEA Games 2023: Target Emas, Timnas Indonesia di Ambang Ulang Prestasi 3 Dekade Silam

Tidak bisa dipungkiri, sepeninggal Mutiara Tri Retno yang memutuskan gantung sepatu, Timnas voli putri Indonesia kesulitan untuk mencari pengganti sepadan.

Sejumlah nama hilir mudik untuk menembus skuad Garuda.

Namun hingga kini belum ada yang mampu menandingi konsistensi yang dimiliki Tri Retno, baik di level Proliga maupun Timnas Indonesia.

Setter menjadi sktor yang mendapatkan perhatian khusus di ajang Proliga 2023.

Belum ada tosser yang mampu mengemban tugas sebagai motor permainan dengan apik.

Sebagai contoh ialah Bandung BJB Tandamata, klub yang berstatus juara bertahan ini memiliki dua setter muda pada diri Fitriyani Nurjanah dan Tiara Sanger.

Akan tetapi coach Alim Suseno kerapkali melakukan rotasi dalam satu pertandingan lantaran skema permainan yang mudah dibaca.

Pun dengan kubu Jakarta Pertamina Fastron yang memiliki Komang Rekta dan Arneta Putri. Masalah serupa juga dialami tim Pertamina Fastron untuk posisi setter.

Permaoinan Yolla Yuliana cs kerap kali mengalami kebuntuan tiap dan harus melakukan rotasi tosser guna menemukan formula dalam meraih kemenangan.

Sejauh ini dua nama tosser yang dinilai mampu tampil bagus ialah Yolana Betha Pangestika dan Tisya Amallya Putri.

Yolana memperlihatkan kualitas permainan mumpuni dalam mengemban tugasnya sebagai motor permainan di tim Gresik Petrokimia. Dominan di tangan kanan, pola permainan Yolana memang kerap sulit ditebak oleh pemain lawan,.