Kontingen Indonesia Sempat Dicurangi di SEA Games Kamboja, Menpora: Kami Menelan Pil Pahit!
Kontingen Indonesia sempat mengalami kejadian tak mengenakan dalam SEA Games 2023 Kamboja.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontingen Indonesia sempat mengalami kejadian tak mengenakan dalam SEA Games 2023 Kamboja.
Kejadian tersebut adalah adanya indikasi kecurangan terhadap Indonesia dari tim lawan.
Tercatat ada dua nomor pertandingan dari dua cabor yang disorot karena terindikasi adanya tindak kecurangan.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, pun sangat menyayangkan sikap yang tidak sportif dalam pesta olahraga di Asia Tenggara tersebut.
Bahkan, pria berusia 32 tahun itu mengatakan kontingen Indonesia bak menelan pil pahit.
"Itu sudah kami sampaikan di awal, memang ya namanya tuan rumah mempunyai privilage, kami menelan pil pahit," kata Dito di Kantor Kemenpora, Jumat (12/5/2023).
"Dari kemarin ada beberapa cabor seperti Esports, dan yang lain, walaupun sempat mengalami ketidakadilan, karena kami sempat melakukan advokasi dan mediasi dengan tegas, Alhamdulillah kembali lagi prestasi kami di medal emas," imbuhnya.
Buntut dari kejadian-kejadian tersebut, Dito pun langsung gerak cepat untuk menerbangkan tim hukum Kemenpora untuk mengawasi kontingen Indonesia di SEA Games ke-32 tersebut.
"Pendampingan advokasi ini kami fokuskan, saya sudah melihat potensi (ketidakadilan) ini dari Minggu lalu," ucap Dito.
"Kami dari Kemenpora meminta staff khusus Kemenpora bidang hukum untuk terbang ke sana (Kamboja) dan memantau perjalanan pertandingan SEA Games," tegasnya.
Kejadian yang terindikasi kecurangan adalah peraih medali emas cabang olahraga pencak silat, dengan nomor pertandingan kelas B.
Safira Dwi Meilani yang mewakili Indonesia sempat didiskualifikasi oleh wasit asal Malaysia yang memimpin pertandingan kontra wakil Vietnam, Hoang Hong An, Rabu (10/5/2023)
Wasit mendiskualifikasi Safira saat laga kurang dari 18 detik sebelum berakhir. Saat itu, Safira masih memimpin 61-43.
Beruntungnya, berkat mediasi dari tim ofisial dan Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Safira akhirnya layak untuk berkalung medali emas.
Kejadian serupa pun turut menghampiri kontingen Esport Indonesia nomor pertandingan Valorant, ketika menghadapi Singapura Rabu (10/5/2023).
Indonesia sempat dirugikan karena tim Singapura terindikasi melakukan Bug Abuse untuk menguntungkan timnya atas Indonesia.
Bug itu berupa fitur kamera sehingga tim Singapura bisa melihat posisi pemain Indonesia dan menyerangnya.
Atas pertimbangan tersebut, Timnas Valorant pun sempat mengundurkan diri dalam laga final tersebut sebagai bentuk protes atas keputusan yang tidak adil.
Berkat mediasi yang dilakukan oleh tim Indonesia, tim valorant merah-putih pun akhirnya resmi meraih medali emas SEA Games.
Selain dua cabang olahraga di atas, indikasi kecurangan juga terendus dari cabor Karate.
Indikasi kecurangan itu terjadi pada pertandingan final kumite di bawah 55 kilogram putri.
Indonesia yang diwakili oleh Cokorda Istri Agung Sanistyarani melancarkan tendangan pada saat kedudukan 3-4 untuk keunggulan karateka Vietnam Hoang Thi My Tam.
Atas serangan itu, empat orang juri mengangkat bendera yang menyatakan bahwa serangan itu sah, meski bersamaan dengan habisnya waktu. Namun wasit tatami manager yang bernama Ahmad Bastaki menganulir poin tersebut.
Buntut kejadian itu, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI, pun telah melayangkan surat keberatan ke Federasi Karate-Do Asia.