BYD Dituding Tahan Gaji Karyawan di Brasil, Manajemen Membantah
Produsen mobil listrik tersebut dituding melakukan perbudakan kepada ratusan karyawan yang bekerja di fasilitas pabrik di Brasil
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA – Raksasa otomotif asal China Build Your Dream (BYD) diterpa kabar tak sedap.
Produsen mobil listrik tersebut dituding melakukan perbudakan kepada ratusan karyawan yang bekerja di fasilitas pabrik di Camacari, negara bagian Bahia, Brasil.
Tudingan ini diungkap langsung oleh Otoritas berwenang Brasil, dalam laporannya pemerintah Brasil mendapati perilaku mirip perbudakan yang menimpa para pekerja dari kontraktor pihak ketiga Jinjian Construction Brazil Ltd.
Baca juga: Wamen BUMN Pastikan SPKLU PLN Siap Dukung Pengguna Mobil Listrik Selama Nataru
Setidaknya ada 163 pekerja berada dalam kondisi memprihatinkan sejak November lalu. Kementerian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Bahia menyebut bahwa para pekerja mengalami situasi yang tidak layak.
Dimana para pekerja harus tidur di ranjang tanpa kasur, tanpa ada lemari untuk menyimpan barang. Sehingga, barang pribadi mereka bergabung dengan persediaan makanan. Para pekerja juga dituntut bekerja selama berjam-jam, terkadang tujuh hari seminggu.
Tak hanya itu, kondisi memprihatinkan dengan tingkat ketidaknyamanan yang sangat tinggi turut dirasakan para pekerja, ini lantaran 31 pekerja harus berebut satu toilet yang disediakan perusahaan.
Bahkan kontraktor turut menahan 60 persen dari gaji menyisakan hanya 40 persen yang dibayarkan dalam mata uang China, serta menyita paspor para pekerja. Lebih parahnya, pekerja yang ingin berhenti dan kembali ke China dipaksa membayar sendiri tiket pesawat menuju Brasil.
Sebagai informasi para pekerja ini ditugaskan untuk membangun pabrik baru BYD di Brazil yang direncanakan memproduksi 150.000 mobil pada tahap awal, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memulai operasional di negara tersebut pada awal 2025.
Pembangunan pabrik baru ini menjadi penting lantaran Brasil merupakan bagian dari pasar utama bagi BYD, dengan hampir 20 persen penjualan globalnya di luar Tiongkok pada 2024 berasal dari negara tersebut.
Imbas temuan aksi perbudakan pembangunan pabrik BYD, Pemerintah Brasil memutuskan untuk melarang Jinjiang melanjutkan operasinya. Para pekerja sementara tetap berada di akomodasi yang sama, namun mereka tidak lagi diizinkan bekerja untuk perusahaan tersebut.
Apabila konflik terus berlanjut dalam jangka waktu yang dikhawatirkan dapat menghambat ekspansi pabrik mobil listrik BYD di negara tersebut, yang berimbas pada turunnya pendapatan perusahaan.
BYD Bantah Isu Perbudakan
Menanggapi isu yang beredar, Kontraktor produsen mobil listrik BYD Jinjiang Group membantah tuduhan dari Otoritas Ketenagakerjaan Brasil terkait perbudakan para pekerjanya.