Kisah Rivan Nurmulki Sebelum jadi Bintang Voli Indonesia, Sempat Jualan Ayam Demi Bisa Beli Bensin
Rivan Nurmulki rupanya memiliki kisah inspiratif sebelum akhirnya bisa menjadi bintang voli Indonesia, dulu sempat jualan ayam untuk beli bensin.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Rivan Nurmulki rupanya memiliki kisah inspiratif sebelum akhirnya bisa menjadi bintang voli Indonesia.
Masyarakat Indonesia tentu sudah tak asing mendengar nama Rivan, terlebih lagi bagi para penggemar voli.
Tak hanya bersinar di level klub, Rivan juga memiliki prestasi mentereng bersama Timnas voli putra Indonesia.
Namun siapa sangka jika dulunya Rivan sempat menjadi penjual ayam di kampung halamannya, Jambi.
Baca juga: Daftar Prestasi Rivan Nurmulki Saat Membela Timnas Voli Putra Indonesia, Hattrick Juara SEA Games
Dikutip dari TribunJambi.com, Rivan menjual ayam saat berada di bangku SMA, hal tersebut ia lakukan guna membeli bensin guna bisa bertanding di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jambi.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Nasrin selaku ayah Rivan saat ditemui di Pasar Bawah Bangko pada 2017 silam.
“Belum lama, beberapa tahun lalu lah, waktu itu dia masih SMA,” kata Nasrin.
Lebih lanjut, Nasrin mengatakan jika Rivan tak memiliki latihan khusus yang menunjang kemampuan volinya.
Rivan hanya berlatih bersama para teman sebayanya di kampung halamannya, tepatnya di Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Jambi.
Dan kini, kerja keras Rivan berbuah manis, ia sukses menjadi pevoli profesional yang dikenal banyak orang.
Gaji fantastis tentu Rivan dapatkan, mengingat ia juga aktif di liga profesional maupun tarkam (antar kampung).
Saat menjadi bintang tamu di channel YouTube Volimania Indonesia pada 2021 lalu, Rivan sempat menyebut kisaran gaji yang ia dapatkan saat musim Proliga berlangsung.
Atlet kelahiran 1995 itu mengatakan jika kebanyakan tim menyodorkan kontrak bermain selama enam bulan selama Proliga berlangsung.
Untuk gajinya, Rivan menyebut bahwa pemain yang bersangkutan bisa mencapai angka Rp200 juta per bulan.