Herry IP Bocorkan Alasan Pilih Latih Ganda Campuran meski Dapat Tawaran dari China
Herry Iman Pierngadi (IP) berikan bocoran terkait alasannya pilih latih ganda campuran Indonesia di saat dapat tawaran menggiurkan dari China.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Herry Iman Pierngadi (IP) berikan bocoran terkait alasannya pilih latih ganda campuran Indonesia, Rabu (20/9/2023).
Padahal di tengah proses Herry IP pindah jabatan, dia juga sempat mendapat tawaran dari Asosiasi Badminton China (CBA).
Namun pada akhirnya eks pelatih Marcus Gideon/Kevin Sanjaya itu lebih memilih untuk bertahan di PBSI dan melatih ganda campuran.
Diprediksi bakal mengawal Rinov Rivaldy dan kolega di Asian Games 2023 pekan depan, Herry IP menjelaskan alasannya.
Dia memutuskan bahwa prosesnya cukup panjang sebelum pada akhirnya dia menentukan untuk melatih ganda campuran.
Baca juga: Video Herry IP Gembleng Rehan Naufal dan Rinov Rivaldy Jelang Asian Games 2023
"Saya dipanggil pak Alex (Tirta, Ketua Harian PBSI). Lewat keputusan pengurus, saya ditunjuk karena saya pelatih paling senior di pelatnas, paling lama," buka Herry dilansir BolaSport.
"Saya dbilang paling pantas untuk mengubah atau meningkatkan performa ganda campuran karena di ganda campuran belum ada pelatih yang cocok. Kira-kira begitu," katanya menambahkan.
Pelatih berusia 61 tahun itu juga menceritakan kalau dia sempat bimbang terkait tawaran yang diberikan.
Pasalnya dia juga sempat dihubungi oleh Zhang Jun selaku ketua CBA yang menginginkan Herry untuk melatih badminton China.
"Saya bilang, saya butuh waktu untuk berpikir dulu karena berpindah sektor. Di luar juga banyak pihak yang melamar," kata Herry menceritakan.
"Yang paling kencang itu China. Waktu itu saya dipanggil Zhang Jun (Ketua Asosiasi Bulu Tangkis China). Tetapi, saya bilang saya masih ada kontrak dengan PBSI."
Kendati dapat tawaran menggiurkan dari China, Coach Naga Api - julukan Herry IP, memilih menolak untuk sementara.
Bahkan Herry IP juga menegaskan bahwa masih ada kemungkinan untuk pindah ke China jika sudah tidak ada kontrak.
"Mungkin kalau sudah tidak ada kontrak, memungkinkan saja (pindah) jawabnya begitu saja," jelas Herry.