Muncul Perpecahan, Ducati Akhirnya Semprot Enea Bastianini demi Lindungi Pecco Bagnaia
Salah satu petinggi Ducati, Paolo Ciabatti secara blak-blakan mengkritisi gaya balap Enea Bastianini yang membahayakan kans juara Pecco Bagnaia.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Garasi Ducati Lenovo Team memanas setelah salah satu petingginya, Paolo Ciabatti, secara pedas menyindir Enea Bastianini ketika balapan di Mandalika.
Enea Bastianini, disebut Paolo Ciabatti, dapat membahayakan peluang Francesco 'Pecco' Bagnaia untuk back to back juara dunia MotoGP.
Baru comeback dari cedera berat dan berusaha untuk tampil kompetitif di kelas MotoGP pada seri MotoGP Indonesia 2023 di Sirkuit Mandalika, pekan lalu, ternyata tidak mendatangkan kisah manis bagi Bastianini.
Baca juga: Kronologi Kasus Pelecehan ke Miguel Oliveira, Tim MotoGP Malaysia Panen Hujatan Netizen
Bastianini tampil impresif pada sesi kualifikasi dan sprint race yang digelar, Sabtu (14/10/2023) lalu.
Di detik-detik terakhir kualifikasi Q1, Bastianini berhasil tampil menjadi yang tercepat kedua setelah Luca Marini (Mooney VR46 Racing Team).
Keberhasilannya meraih posisi tercepat kedua di Q1 kala itu menggusur posisi rekan setimnya Francesco Bagnaia yang harus turun ke peringkat tiga yang berarti ia harus puas dengan start ke-13 dan gagal masuk Q2.
Itu menjadi start terburuk Bagnaia sepanjang MotoGP 2023. Dalam suasana yang tak terduga itu, Bastianini masih mempertahankan momentumnya di sesi sprint.
Pembalap bernomor 23 itu mampu tampil cepat dan mengungguli Bagnaia.
Keduanya sempat saling bersaing sengit untuk finis ketujuh pada race sprint di hari Sabtu.
Pada akhirnya, Bastianini yang lebih kuat dan cepat. Ia sukses mengasapi Bagnaia yang harus tertahan di posisi kedelapan.
Hasil Bastianini yang cukup kompetitif itu seharusnya menjadi kabar baik dari kubu Ducati dalam menyambut salah satu amunisi pembalap mereka yang sempat lama menepi akibat cedera.
Namun faktanya, aksi Bastianini yang sempat 'merusak' momentum Bagnaia secara fair itu justru memancing emosi para petinggi Ducati, khususnya Paolo Ciabatti.
Pria yang menjabat sebagai Direktur Olahraga Ducati Corse tersebut tidak bisa menyembunyikan kemarahannya setelah sempat dibuat cemas gara-gara kecepatan dan keberanian Bastianini dalam menyaingi Bagnaia.
Seakan semakin dianaktirikan, Bastinini justru dicap tidak tahu diri dengan tetap tampil ngotot bersaing dengan Bagnaia.
Ciabatti merujuk pada aksi Bastianini yang enggan mengalah dan memberi jalan bagi Bagnaia di sesi sprint di Sirkuit Mandalika pekan lalu.
"Jujur, memang tidak ada taktik team order di Ducati untuk Pecco (Bagnaia), Jorge Martin dan Marco Bezzecchi, karena mereka berpeluang menjadi juara dunia," kata Ciabatti dikutip dari Speedweek.
"Tetapi, ketika dua rekan setim di Ducati Lenovo berebut posisi 7 dan 8 dalam sprint race, tidak masuk akal untuk terus memaksakan diri," ujar Ciabatti menyindir Bastianini.
"Ini adalah pendapat pribadi saya, ini bukan tentang team order."
"Jika seorang pembalap adalah pemimpin klasemen kejuaraan dan pembalap lainnya dalam tim yang sama tidak punya peluang untuk melakukan apapun karena dia cedera dua kali, maka akal sehat harus digunakan untuk memutuskan apa yang harus dia lakukan," demikian sindiran pedas Ciabatti.
Perkataan Ciabatti dalam menyindir Bastianini jelas menyiratkan betapa bos Si Merah Borgo Panigale itu dikuasai ambisi besar untuk melahap gelar juara dunia lagi. Apalagi Ducati memang telah mengunci gelar juara dunia konstruktor.
Mereka berpeluang meraih Triple Winner jika salah satu pembalap mereka berhasil jadi juara dunia lagi di musim ini.
Di sisi lain, Bastianini sudah sempat berujar bahwa apa yang dia lakukan di sesi sprint dan mempertahankan posisi ketujuh adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai pembalap profesional.
Selain karena tidak ada pesanan apapun dari tim, Bastianini juga mengaku tengah berusaha fokus pada balapannya sendiri demi mendapatkan feeling lagi setelah sempat absen lama akibat cedera.
"Saya tidak melihat Pecco (Bagnaia) sama sekali," kata Bastianini.
"Ada hal lain yang perlu saya khawatirkan. Degradasi ban merupakan masalah bagi saya dan kami juga harus mengubah beberapa detail pada perangkat elektronik untuk balapan," tutur rider yang biasa disapa Bestia itu.
"Saya ingin menggunakan balapan ini agar saya bisa bersaing di level teratas lagi untuk musim mendatang. Segala sesuatu (spekulasi) lainnya yang muncul itu tidak masuk akal," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)