Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Libas Tanjakan Seribu Meter, 100 Pesepeda Rasakan 'Ditarik' Tim Road Bike Terbaik se-Asia

Para pesepeda itu mencicipi langsung rasanya ‘ditarik’ – istilah bagi pesepeda yang memimpin/menarik peloton pesepeda – oleh atlet TSG

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Libas Tanjakan Seribu Meter, 100 Pesepeda Rasakan 'Ditarik' Tim Road Bike Terbaik se-Asia
HandOut/Istimewa
Sebanyak 100 pesepeda gowes bersama dengan tim TSG dengan rute ke Tretes, Pasuruan, sejauh 59 kilometer, dengan total incline lebih dari 1.000 meter. 

Sebanyak 100 Pesepeda Rasakan Sensasi 'Ditarik' Tim Road Bike Terbaik se-Asia

 

Abdul Majid/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bagaimana rasanya bersepeda dengan tim road bike terbaik se-Asia, Terengganu Polygon Cycling Team?

Pada 11 November lalu, pesepeda Indonesia bisa merasakan langsung bagaimana serunya ‘ditarik’ oleh Terengganu Polygon Cycling Team.

Terengganu Polygon Cycling Team – atau biasa dikenal dengan TSG – merupakan tim road bike terbaik se-Asia, dan menduduki peringkat 30 terbaik dunia berdasarkan UCI World Ranking.

Menggunakan sepeda anak bangsa, TSG berhasil mencetak podium selama dua musim terakhir dengan Polygon Helios seri tertinggi sebagai senjata utamanya.

Baca juga: Balap Sepeda Le Tour de Langkawi, Tim TSG Raih Kemenangan Pakai Sepeda Buatan Indonesia

Aiman Cahyadi, atlet kebanggaan Indonesia yang juga bergabung pada TSG musim ini, telah berhasil menaklukkan gelar King of Mountains pada Tour of Sharjah awal tahun ini.

Berita Rekomendasi

Jeroen Meijers, pesepeda berkebangsaan Belanda, juga berhasil menyabet podium 1 general classification (GC) pada Tour de Taiwan 2023.

Polygon Bikes dan TSG bekerja sama untuk mencapai satu visi, yaitu dari puncak se-Asia, menjadi puncak dunia. Hal ini disampaikan langsung oleh Steven Wijaya, direktur Polygon Group, pada wawancara eksklusifnya 10 November lalu.

“TSG ini adalah tim nomor satu di Asia yang memang visinya juga sama: dari Asia harus bisa mendunia,” jelas Steven Wijaya.

“Jadi kolaborasi dengan TSG memang sudah berjalan cukup lama dengan tujuan kita dari Asia bersama-sama menuju puncak dunia,” kata Steven.

Dan untuk merayakan kemenangan manis ini, Polygon Bikes mengundang atlet-atlet terbaik dari Terengganu Polygon Cycling Team ke Indonesia. Hal ini juga sebagai hadiah bagi pengguna sepeda balap Indonesia, Singapura, dan Malaysia yang telah lama mengikuti perjalanan Polygon Bikes dan TSG selama ini.

Lebih dari 100 pesepeda dari penjuru Indonesia hadir pada acara ini.

Atlet-atlet kondang Indonesia, seperti Liontin Evangelina dengan segudang prestasi road race kelas Asia hingga dunia, Nusantara Pro Cycling Team yang berhasil menjajakan diri di kejuaraan internasional UCI, dan Gita Widya Yunika yang telah berjuang membawa Indonesia di SEA Games 2022 lalu.

Rasakan Sensasi ‘Ditarik’ oleh Tim Terbaik se-Asia

Di puncak acara pada 11 November, sebanyak 100 pesepeda gowes bersama dengan Terengganu Polygon Cycling Team dengan rute Pabrik Polygon ke Tretes, Pasuruan, sejauh 59 kilometer, dengan total incline lebih dari 1.000 meter.

Mereka berkesempatan untuk mencicipi langsung rasanya ‘ditarik’ – istilah bagi pesepeda yang memimpin/menarik peloton pesepeda – oleh atlet Terengganu Polygon Cycling Team.

Hal yang tak biasa dari event ini adalah diadakannya challenge King of Mountains (KOM) dan Queen of Mountains (QOM). KOM dan QOM adalah perebutan gelar ‘King’ atau ‘Queen’ yang berhasil sampai di puncak dan menaklukkan medan tanjakan dengan adu kecepatan bersama peserta lainnya.

Dengan kecepatan 35-45 km/jam, acara gowes bareng itu pun dimulai pukul 05.30 di Polygon Factory. Rute yang dipilih kali ini adalah rute favorit pesepeda Surabaya.

Dimulai dari Sidoarjo, menuju Porong dan Pasuruan, lalu berbelok ke arah Kasiman yang merupakan checkpoint 1, dan lanjut ke Pandaan, Pasuruan, dan berakhir di depan Hotel Surya, Tretes, Pasuruan.

Tanjakan sudah mulai terasa lepas Porong menuju Pasuruan.

Meskipun incline – istilah untuk menyebutkan satuan tanjakan pada pesepeda – belum seberapa, tetapi rute yang panjang membuat banyak peserta mulai merasa ‘kewer’.

Lepas checkpoint 1, tanjakan semakin terasa dan berat. Bahkan beberapa pesepeda terpaksa untuk menuntun sepedanya karena tingginya tanjakan yang mencapai 17,6 persen.

“Suka banget! Aku suka pemandangannya, aku juga suka tanjakannya. Brutal tapi mantap banget!” jelas Citra Dewi, wanita kuat yang merupakan salah satu finisher Bentang Jawa 2023 sekaligus juara 2 Queen of Mountains pada acara ini.

Riuh peserta tak kalah ramai ketika pemenang QOM berhasil mengakhiri challenge dengan finish strong! Ialah Priscillia Gunawan pesepeda dari Surabaya.

Diikuti oleh Citra Dewi, peserta asal Bandung, dan ditutup dengan manis oleh Rosa – pesepeda asal Surabaya.

“Jujur saja tidak ada persiapan, karena saya baru mendaftar itu mendadak. Terlebih, banyak peserta yang potensial juga untuk menang,” ujar Priscillia di akhir race. “Tetapi mungkin ini terbantu karena memang saya lumayan sering ikut gowes yang rutenya tanjakan dan cukup rutin juga untuk latihan.”

“Sedikit cerita sebelum ke Surya. Lupa kapan terakhir kali ke sini, mungkin lebih dari tiga tahun yang lalu,” tulis Rosa pada akun Instagram pribadinya @rosahandayanii “Sudah seminggu ini nggak gowes, untung aja finis. Tapi tetap fun, dong. Kan gowesnya bareng-bareng," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas