Insiden Sepang Clash antara Rossi dengan Marquez di Malaysia 2015 Masih Berbuntut Panjang
Insiden antara Valentino Rossi dengan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia 2015 berbuntut panjang. Yamaha sampai tidak ingin ada Marquez di timnya.
Editor: Muhammad Barir
Insiden Sepang Clash antara Rossi dengan Marquez di Malaysia 2015 Berbuntut Panjang
TRIBUNNEWS.COM- Insiden antara Valentino Rossi dengan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia 2015 berbuntut panjang.
Bahkan, diketahui bahwa Yamaha sampai tidak ingin ada salah satu dari Marquez bersaudara di dalam timnya.
Insiden yang terkenal dengan sebutan "Sepang Clash" tersebut membuat Rossi gagal meraih juara dunia yang ke-10.
Sehingga, tak heran jika Rossi dan banyak pendukungnya yang tidak senang dengan apa yang dilakukan Marquez.
Perselisihan ini berdampak pada adiknya, yakni Alex Marquez, ketika mau naik ke MotoGP. Juara dunia Moto2 2019 itu tadinya akan naik ke MotoGP dengan tim satelit Yamaha, yaitu Petronas SRT.
Baca juga: Sepang Clash 2015 Ciptakan Pantangan, Haram Yamaha dan Keluarga Marquez Menjalin Relasi
Mantan bos tim satelit SRT dan RNF Razlan Razali mengonfirmasi hal tersebut. Dia mengatakan, Alex sudah menandatangani kontrak dengan pihaknya, tapi Yamaha menolaknya.
"Pada 2019, kami (SRT) memiliki motor di Moto2, tapi Dorna memberikan tempat kosong di musim 2020. Saya suka Alex dan dia masuk ke dalam daftar saya," ujar Razali, dikutip dari Motorsport.com, Kamis (7/12/2023).
"Kami melakukan pertemuan rahasia dan kami menandatangani kontrak di motorhome milik Marquez, agar dia membalap untuk kami satu musim di Moto2 dan pada 2021 ketika Fabio (Quartararo) pindah ke tim pabrikan, Alex akan naik ke MotoGP bersama kami," kata Razali.
Baca juga: 4 Battle Epic Valentino Rossi vs Marc Marquez di MotoGP: Sepang Clash Cikal Bakal Permusuhan
Razali menambahkan, kontrak tersebut ditandatangani pada Agustus 2019, tepatnya pukul 10 malam. "Saya bilang ke Yamaha bahwa saya ingin merekrut Alex untuk Moto2 dan lalu ke MotoGP. Yamaha mengatakan, 'tidak, tidak ada anggota keluarga Marquez yang bisa berada di Yamaha'," ujarnya.
"Saya bilang, 'Mengapa? Ini tim saya'. Itu karena Marc dan apa yang terjadi di 2015, itu menjadi personal bagi mereka (Yamaha)," kata Razali.
Alex mengatakan, 2019 menjadi tahun kelimanya di Moto2 dan dia mendapat banyak kritik karena hal tersebut. Selama bertahun-tahun, Alex mengaku ingin sekali naik ke MotoGP.
Baca juga: Pesta Juara Ducati di MotoGP 2022 Berhias Adu Sindiran Pedas Rossi-Marquez Soal Sepang Clash
"Pada pertengahan tahun, di Brno, saya mendapat tawaran untuk menjalani satu tahun di Moto2 dan saya pikir itu adalah dua tahun di MotoGP, bersama Petronas Yamaha," ujar Alex.
"Fabio Quartararo berada di depan, bertarung dengan Marc (pada 2019), dan itu adalah motor yang saya sukai. Saya pikir motor itu bagus untuk gaya membalap saya, tapi akhirnya tidak berhasil karena suatu alasan," kata Alex.
Sumber: Kompas.com