Ekspresi Datar Pelatih Red Sparks Bikin Salfok meski Red Sparks Kembali Huni Zona Play-off Klasemen
Ekspresi datar tanpa senyum pelatih Ko Hee-jin saat Red Sparks kalahkan AI Peppers membuat salah fokus media Korea.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Kemenangan Red Sparks 3-1 atas AI Peppers Savings Bank di Liga Voli Korea Putri, Jumat (9/12/2023), menghadirkan sorotan yang tertuju kepada pelatih Ko Hee-jin.
Ada yang membuat salfok alias salah fokus setelah Megawati Hangestri dan kolega mengalahkan AI Peppers, sekaligus menjaga rekor tak terkalahkan dalam 17 kali pertemuan kedua tim.
Ko Hee-jin tidak memperlihatkan perasaan senang ataupun bahagia, sebaliknya ada perasaan kurang puas yang nampak di wajah sang juru taktik.
Diwartakan media Korea, Chosun, Ko Hee-jin sama sekali tidak tersenyum setelah pertandingan. Bahkan ketika melakukan tos kepada semua pemain, pelatih asal Negeri Ginseng itu memperlihatkan ekspresi datar.
Baca juga: Red Sparks Menatap 3 Besar Klasemen, Korban Spike Megawati Favorit Gulung GS Caltex
"Pelatih Ko Hee-jin tidak bisa tersenyum bahkan setelah memperpanjang rekor tak terkalahkan menghadapi AI Peppers," tulis Chosun, yang dilansir laman Naver-Sport.
Sang juru taktik dinilai tidak puas dengan apa yang diperlihatkan Megawati Hangestri dkk di atas lapangan pertandingan.
Maklum, Red Sparks dalam tujuh pertandingan terakhir cenderung memperlihatkan grafik penurunan performa. Park Hye-min dkk mengemas lima kekalahan dan dua kali menang.
Hasil tersebut berbanding terbalik dari putaran pertama di mana Red Sparks mampu menghadirkan kejutan. Mereka membukukan empat kemenangan dan dua kali kalah.
Megawati Hangestri sejatinya tampil baik. Dia mengemas 23 poin pada pertandingan tersebut.
Kemenangan ini mengantarkan Red Sparks kembali ke zona play-off atau empat besar klasemen Liga Voli Korea Putri.
Hanya yang disayangkan oleh KO Hee-jin ialah kecenderungan timnya yang mudah berpuas diri ketika mampu unggul lebih dulu.
Hal tersebut terlihat pada set kedua, di mana Red Sparks harus mengakui keunggulan tim yang dilatih oleh Joseph Trinsey tersebut.
"Bagus untuk mendulang tiga poin, namun, kami seharusnya tidak memiliki tingkat konsentrasi yang sama," ucap Ko.
"Setelah memenangi set pertama, saya rasa kami berpuas diri dan berpikir bisa menang, tapi lawan terus bangkit dan kami cemas."