Universitas Negeri Jakarta Gelar Martial Art Competition Untuk Jaring Bibit Berkualitas
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Martial Art Competition (MAC) di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, akhir pekan ini.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Martial Art Competition (MAC) di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, akhir pekan ini.
Pada gelaran tersebut, ada dua cabang olahraga (cabor) bela diri yang diperlombakan, yakni Silat dan Karate.
Ketua Panitia sekaligus Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNJ, Hendro Wardoyo mengatakan, kegiatan tersebut terinspirasi dari event yang pernah dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang menggabungkan kompetisi dari semua cabang olahraga bela diri.
"Pertama kali yang mengadakan adalah KONI yang mempersatukan kompetisi seluruh cabang olahraga bela diri. Nah, atas dasar itu, kami dari sektor pendidikan yang juga memiliki fakultas olahraga juga ikut peduli untuk menggelar kegiatan penggabungan kompetisi dari bela diri. Tapi untuk event perdana ini, kita baru bisa menyelenggarakan dua cabor bela diri," jelas Hendro Wardoyo usai pembukaan acara, Sabtu (9/12/2023).
Hendro Wardoyo juga mengatakan, event ini bertujuan untuk mencari bibit dari pelajar mulai dari SD, SMP, SMA hingga mahasiswa dan pembinaan atlet di cabor bela diri sejak dini.
"Alhamdulillah banyak pesertanya dari siswa-siswa hingga mahasiswa. Tapi kita juga membuka untuk nomor dewasa, seperti kadet dari TNI/Polri," kata Hendro Wardoyo.
Hendro Wardoyo kembali menuturkan bahwa event ini bentuk kepedulian UNJ terhadap olahraga akan terus berprestasi di kancah internasional.
"Apalagi yang kita pertandingan dari cabor pencak silat yang merupakan budaya dari Indonesia yang harus dilestarikan, dan Karate yang merupakan cabor beladiri yang berprestasi di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, Dwijayanto Sarosa mengatakan, event-event seperti ini harus semakin diperbanyak agar lahir para atlet bela diri yang nantikan bisa mengharumkan Indonesia di kancah internasional.
"Event-event seperti ini harus digalakkan. Selain sebagai ajang pencariian bibit-bibit atlet, ajang ini juga sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat akan seni bela diri. Tak hanya itu, event ini sebagai bagian dari Indopnesia Emas di tahun 2045 mendatang," kata Dwijayanto Sarosa.