Kemenpora Berkolaborasi Kembangkan Sarana dan Prasarana Olahraga di Ruang Terbuka
Suyadi menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperbaiki dan mengembangkan sarana dan prasarana olahraga di Indonesia.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kemenpora Berkolaborasi Kembangkan Sarana dan Prasarana Olahraga di Ruang Terbuka
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkolaborasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan PT Datra Internusa dalam memajukan fasilitas olahraga yang berkelanjutan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Asisten Deputi Olahraga Masyarakat Kemenpora Suyadi Pawiro dalam diskusi bertajuk ‘Visionary Solutions for World-Class, Sustainable Sports & Community’ pada acara ISFEX 2024.
Suyadi menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperbaiki dan mengembangkan sarana dan prasarana olahraga di Indonesia.
“Evaluasi PUPR tahun 2023 mencatat bahwa 22 stadion perlu direnovasi. Bahkan masih banyak kabupaten dan kota yang tidak memiliki sport center sama sekali. Kalaupun ada, banyak yang kurang terawat. Padahal dampak positif dari sarana olahraga sangat menarik untuk ekonomi, termasuk peningkatan penjualan apparel, sport tourism, dan penjualan tiket pertandingan," ujarnya, Rabu (19/6/2024).
Kebutuhan fasilitas olahraga masyarakat tidak hanya terbatas pada stadion besar tetapi juga harus mencakup fasilitas di tingkat masyarakat, termasuk sekolah-sekolah.
"Pada tingkat fasilitas masyarakat seperti sekolah juga sangat terbatas. Masih banyak sekolah yang belum punya lapangan olahraga memadai atau bahkan tidak ada sama sekali," tambah Suyadi.
Pemerintah, melalui Kemenpora, sedang berupaya meningkatkan jumlah fasilitas olahraga dengan memanfaatkan ruang terbuka.
"Gagasan kami tentang ruang terbuka untuk olahraga bisa terwujud menjadi stadion hingga pemanfaatan pedestrian. Dan kami harap swasta dapat lebih banyak ambil peran," kata Suyadi.
Sekretaris Jenderal KOI Wijaya Noeradi menambahkan perencanaan fasilitas olahraga harus mengikuti prinsip keberlanjutan.
"Perencanaan pembangunan fasilitas olahraga harus sejalan dengan prinsip sustainable sehingga penggunaannya dapat berlangsung secara jangka panjang. Jangan sampai pembangunan sebuah fasilitas dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan suatu event, namun setelah event fasilitas tersebut terbengkalai tidak terpakai," ujarnya.
Wijaya juga memperkenalkan konsep fasilitas olahraga temporer yang dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan event.
“Di London ada sarana berkuda portable di tengah taman kota. Ketika event selesai, sarana tersebut bisa dibongkar dan tidak lagi menjadi beban biaya perawatan. Kita bisa mempertimbangkan konsep ini dalam pembangunan fasilitas olahraga," tambahnya.