BWF Rayakan Ulang Tahun ke-90, Foto Susi Susanti saat Raih Emas Oimpiade Dipajang
Federasi bulu tangkis dunia (BWF) baru saja merayakan ulang tahun yang ke-90, tepatnya pada Jumat (5/7/2024), foto Susi Susani dipajang.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Federasi bulu tangkis dunia (BWF) baru saja merayakan ulang tahun yang ke-90, tepatnya pada Jumat (5/7/2024).
Diketahui, BWF berdiri pada 5 Juli 1934, kala itu masih bernama IBF atau Federasi bulu tangkis Internasional.
Dalam suasana ulang tahun yang ke-90 tahun, BWF merilis daftar tonggak perjalanan mereka dari awal berdiri hingga saat ini.
Hal itu termuat dalam rilis resmi di laman BWF, Sabtu (6/7/2024).
Dan menariknya, foto legenda bulu tangkis Indonesia dipajang dan terpampang nyata di laman resmi BWF.
Sosok yang dimaksud adalah tunggal putri Susi Susanti.
BWF terlihat memajang foto Susi Susanti saat ia memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Lalu, mengapa foto Susi Susanti yang dipajang?
Usut punya usut, Susi Susanti merupakan pebulu tangkis pertama yang meraih medali emas dalam sejarah Olimpiade.
Baca juga: Profil Susi Susanti, Legenda Tunggal Putri Indonesia Peraih Gelar Juara All England 4 Kali
Mengingat cabor badminton baru resmi dipertandingkan di ajang Olimpiade tepatnya pada edisi 1992.
Yang secara bersamaan, Susi Susanti juga berhasil meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Bertanding di laga pembuka cabor badminton Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti sukses mengalahkan wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun, 5-11, 11-5, 11-3.
Barulah setelah itu, ada tunggal putra Indonesia Alan Budikusuma yang juga berhasil meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Baca juga: Pernyataan Resmi BWF atas Meninggalnya Zhang Zhi Jie di Indonesia, Klarifikasi soal Penanganan Medis
Sejatinya, cabor badminton telah dipertandingkan di Olimpiade Muenchen 1972.
Yang mana pebulu tangkis tunggal putra, Rudy Hartono, sukses meraih medali emas.
Namun, kala itu badminton masih bertatus cabor demonstrasi.
Dan barulah pada Olimpiade Barcelona 1992, cabor badminton resmi dipertandingkan.
Terlepas dari hal itu, berikut daftar tonggak perjalanan BWF selama 90 tahun.
Tonggak Perjalanan BWF Selama 90 Tahun
5 Juli 1934: Pembentukan Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF) dengan sembilan anggota pendiri.
1948-1949: Piala Thomas (Kejuaraan Tim Putra Dunia) diadakan; trofi yang dipesan oleh Presiden IBF Sir George Thomas pada tahun 1939 ini dimulai dengan 10 tim. Malaya muncul sebagai juara setelah mengalahkan Denmark 8-1.
1956-1957: Piala Uber (Kejuaraan Tim Wanita Dunia) diadakan, dengan 11 tim yang berkompetisi. AS mengalahkan Denmark 6-1 di final.
1972: Bulu tangkis dimainkan sebagai olahraga demonstrasi di Olimpiade Munich.
1977: Kejuaraan Dunia resmi pertama diadakan di Malmo, Swedia.
1979: Turnamen Terbuka internasional pertama yang menawarkan hadiah uang diadakan di Royal Albert Hall di London, menandai datangnya era profesional.
1985: Pada tanggal 5 Juni 1985 di Berlin Timur, IOC mengukuhkan bulu tangkis sebagai olahraga Olimpiade.
1988: Bulu tangkis dimainkan sebagai olahraga eksibisi di Olimpiade 1988 di Seoul.
1992: Bulu tangkis memulai debutnya yang sangat dinanti-nantikan di Olimpiade Barcelona, dengan 178 atlet dari 37 NOC yang ambil bagian dalam empat pertandingan. Kemudian pada tahun yang sama, Kejuaraan Dunia Junior BWF pertama diadakan.
1996: Pada Olimpiade di Atlanta, ganda campuran ditambahkan ke program.
2005: Pada bulan Juni, IBF memindahkan kantor pusatnya dari Cheltenham di Inggris ke Kuala Lumpur.
2006: Federasi Bulu Tangkis Internasional berganti nama menjadi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Tahun ini juga diperkenalkan sistem perolehan poin reli 21×3, menggantikan sistem 15×3.
2007: Peluncuran sirkuit BWF World Superseries.
2011: Shuttle Time, program bulu tangkis sekolah BWF, dimulai di Tonga.
2012: Bulu tangkis tetap menjadi salah satu olahraga yang paling banyak ditonton, dengan jumlah penonton yang memecahkan rekor di Olimpiade London 2012. Pada tahun yang sama, logo BWF baru diluncurkan untuk mencerminkan identitas organisasi yang kontemporer.
2013: Sistem Tinjauan Instan diluncurkan di Final Seri Super Dunia BWF di Kuala Lumpur.
2014: Bulu tangkis menjadi olahraga Paralimpiade dengan Komite Paralimpiade Internasional mengumumkan pada 7 Oktober 2014 penambahannya untuk Paralimpiade Tokyo 2020.
2015: Kampanye integritas global 'i am badminton' diluncurkan di Kejuaraan Dunia Junior BWF. Pada tahun yang sama, BWF dan Special Olympics International menandatangani nota kesepahaman untuk mendukung partisipasi penyandang disabilitas intelektual.
2016: Bulu tangkis menjadi olahraga populer pada Olimpiade pertama di Amerika Selatan, memacu pertumbuhan olahraga tersebut di kawasan tersebut.
2018: HSBC BWF World Tour menggantikan Superseries, dengan jumlah turnamen yang lebih banyak di lima tingkatan.
2019: Pada bulan Mei, proyek AirBadminton diluncurkan di Guangzhou. Pada akhir tahun itu, Kejuaraan Dunia BWF diadakan bersamaan dengan Kejuaraan Dunia Para Badminton BWF untuk pertama kalinya.
2020: Covid-19 menyebabkan kemunduran, dengan pembatalan 147 turnamen. Sistem "safety bubble" diterapkan di Denmark dan Prancis, dan keberhasilannya mendorong kembalinya sirkuit secara bertahap – meskipun tidak merata.
2021: Tiga turnamen berturut-turut diadakan di Bangkok pada bulan Januari dalam gelembung keselamatan, agar olahraga tetap berjalan selama masa krisis, dengan turnamen yang diselenggarakan secara berkelompok. Sebanyak 91 turnamen lainnya dibatalkan pada tahun 2021.
2022: Riset Nielsen memperkirakan jumlah penggemar bulu tangkis global mencapai 709 juta, dengan 392 juta di antaranya memainkan olahraga ini setidaknya seminggu sekali.
2023: Lebih dari 16 juta pengikut di seluruh dunia di saluran media BWF
(Tribunnews.com/Isnaini)