MotoGP 2024 - Stres Kerja Tanpa Libur, Karyawan Aprilia & KTM Membelot ke Pabrikan Rival
Terungkap sisi kelam garasi KTM dan Aprilia yang karyawannya memilih resign dan gabung tim rival karena tak kuat tekanan kejar target di MotoGP 2024.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Dominasi Ducati di ajang balap MotoGP membuat tim-tim rival, seperti KTM dan Aprilia menjadikan pabrikan Italia tersebut sebagai target utama.
Pabrikan Austria, KTM dan Aprilia dari Noale, Italia, menggeber target pegawai maupun teknisi mereka untuk bisa build-up motor dan mampu bersaing dengan Ducati di lintasan.
Akan tetapi ada cerita 'nyesek' di balik usaha karyawan Aprilia maupun KTM, yang dikejar target untuk bisa membuat motor selevel dengan Desmosedici Ducati.
Terungkap bahwa karyawan atau kru KTM dan Aprilia bekerja sangat keras, demi mengejar Ducati di MotoGP.
Hal tersebut terbongkar dalam podcast YouTube Duralavita milik Jorge Lorenzo, yang menghadirkan beberapa pengamat MotoGP.
Ruben Xaus, mantan pembalap MotoGP yang pernah menjadi bos tim Avintia Esponsorama, mengungkap bahwa para kru KTM bekerja hampir tanpa libur.
Banyak kru yang sampai memilih pergi bergabung dengan tim lain, lantaran tekanan besar yang dibawa oleh manajemen tinggi pabrikan Austria tersebut.
"Semua atau hampir semua yang tersisa, para pemimpin dan hampir semua pergi ke Honda," kata Xaus dalam podcast tersebut, dilansir laman Todocircuito.
Tekanan dan target untuk mengejar development motor Ducati, membuat sejumlah karyawan KTM, memutuskan untuk resign.
Sebagai gantinya, mereka memilih untuk menyeberang ke pabrikan Honda. Di mana secara tuntutan, pabrikan berlogo sayap tunggal mengepak tersebut tidak se-ekstrem KTM maupun Aprilia.
Baca juga: Bursa Transfer Pembalap MotoGP: Alex Rins Tetap di Yamaha, Pramac Kontrak Miguel Oliveira 2 Tahun
Mantan pembalap WorldSBK tersebut juga mejelaskan, bahwa masalah performa KTM akhir-akhir ini juga karena ada beberapa sosok yang pergi.
'Bedol desa' kru KTM membuat peforma pabrikan asal Austria ini mengalami kegoncangan dalam beberapa seri terakhir.
"KTM belajar dari Italia dan ketika mereka melakukannya, mereka ingin membuatnya dengan mentalitas Austria. Kemunduran dalam beberapa balapan itu karena pergerakan dari internalnya," jelasnya.
Salah satunya adalah Fabio Sterlacchini, insinyur penting yang didapat KTM dari Ducati, dan kini memilih mundur dari pekerjaannya.