Terpojok di Pasar Transfer Pembalap MotoGP, Jack Miller: Tak Perlu Bicara soal Keadilan
Jack Miller merasa terpojok di bursa transfer pembalap MotoGP 2025, yang membuatnya merasa putus asa dan siap terdepak dari kelas premier.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pembalap KTM, Jack Miller kini tengah terpojok di bursa transfer pembalap MotoGP. Pembalap asal Australia ini merasa, tidak pantas jika harus berbicara keadilan di pasar transfer pembalap.
Jack Miller kehilangan posisinya di tim pabrikan usai KTM memastikan memberikan kursinya kepada Pedro Acosta.
Pembalap ini lantas memiliki kesempatan untuk turun ke tim satelit KTM.
Sayangnya, kesempatan itu pun kandas usai KTM memastikan kedatangan Maverick Vinales dan Enea Bastianini untuk menjadi pembalap tim satelit mereka, GASGAS Tech3.
Kini, semua tempat di tim KTM pun telah terisi, Jack Miller harus mencari peruntungan di tim lain. Namun, tempat di tim lain pun sedikit demi sedikit mulai terisi pembalap lain.
Melihat kondisi ini, Miller menyadari bahwa dirinya tengah terpojok.
Saat ditanya apakah dia masih berharap bisa mendapatkan tempat di MotoGP pada tahun 2025 mendatang, Miller dengan tegas mengatakan ya.
"Rencana saya adalah iya, saya akan senang menjadi salah satunya (pembalap), saya ingin berada di sini," tutur Miller pada GPone.
"Saya tidak melihat diri saya dimanapun selain di sini. Saya merasa masih menjadi lebih baik di penghujung hari, plus, saya masih berusia 29 tahun," sambung rider berjuluk JackAss.
"Masalahnya adalah saya datang ke MotoGP ketika saya berusia 19 tahun."
"Jadi, orang-orang mengingatku dalam waktu yang lama, namun saya menjadi lebih tua."
Miller memang bukan pembalap yang paling tua di MotoGP.
Masih ada Johann Zarco yang jauh lebih tua darinya. Miller masih berjiwa cukup muda, ia masih lapar untuk memburu kemenangan di MotoGP.
Baca juga: Bursa Transfer Pembalap MotoGP: Jack Miller Setuju ke KTM GASGAS, Tunggu Enea Bastianini
Meski ia tak akan menyesal apabila kariernya harus berakhir musim ini.
"Tentu saja saya merasa saya menjadi lebih kuat secara mental, fisik, segalanya, jadi saya ingin berada di sini."
"Saya merasa seperti jika karier saya berakhir besok, mungkinkah saya kecewa? tidak."
"Karena saya telah meraih lebih dari apa yang saya bayangkan, tapi saya masih merasa lapar dan ingin mendapatkan lebih."
"Saya ingin podium yang lebih banyak, kemenangan yang lebih banyak, apapun, balapan yang lebih kuat sebelum saya berhenti."
Saat ditanya apakah dia khawatir soal kariernya yang akan segera berakhir.
Miller menyatakan dia tidak khawatir, baginya jika semuanya selesai maka memang akan selesai. Dia tidak ingin menjadi pria yang mengejar mimpi yang sudah tidak bisa dipertahankannya.
"Saya tidak khawatir sama sekali. Saya sangat beruntung," ucap mantan pembalap Ducati Lenovo Team.
"Ruby dan saya memiliki rumah yang indah di Australia. Kami memiliki mobil kami sendiri. Kami memiliki segalanya."
"Saya tidak akan pulang ke rumah dan duduk-duduk saja dan tidak melakukan apa pun selama sisa hidup saya."
"Tetapi kami memiliki awal yang luar biasa dalam hidup, jika Anda berpikir tentang orang normal yang meninggalkan sekolah dan memulai pekerjaan atau apa pun."
"Jadi kami sangat beruntung, kami sangat beruntung dan saya telah melakukan ini selama 10 tahun dan saya sangat bahagia."
"Setiap hari saya bangun, saya berpikir jika saya berhenti besok, kenangan yang telah saya ciptakan, dampak yang bisa saya berikan kepada olahraga ini, semuanya lebih dari yang bisa saya bayangkan."
"Jadi untuk mengatakan bahwa saya tidak puas dengan hal-hal yang telah saya lakukan."
"Saya puas, tetapi saya masih merasa bahwa saya bisa memberikan sesuatu yang lebih."
"Namun, jika itu sudah berakhir, maka sudah berakhir."
"Saya tidak akan mencoba untuk mempertahankan sesuatu yang merupakan mimpi yang sudah mati. Saya tidak ingin menjadi orang seperti itu," pungkas Miller.
(Tribunnews.com/Giri)