Perunggu Olimpiade Punya Banyak Makna, Lee Zii Jia Bikin Federasi Malaysia Jilat Ludah Sendiri
Berbagai makna penting mewarnai keberhasilan Lee Zii Jia membawa pulang medali dari Olimpiade Paris 2024.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
Lee Zii Jia kini menjadi pebulu tangkis Malaysia kedua yang berasal dari non-pelatnas yang mendulang medali Olimpiade.
Sebelumnya, sudah ada sosok Rashid Sidek yang meraih medali yang sama dari ajang Olimpiade Atalanta 1996 silam.
Lebih lanjut, Lee Zii Jia pun ingin terus mengepakkan sayapnya untuk bisa terbang makin tinggi kedepannya.
Medali emas Olimpiade 2028 pun dibidik Lee Zii Jia kala dirinya berada di usia puncaknya yakni 29 tahun.
"Saya akan kembali lebih kuat di Olimpiade Los Angeles 2028 untuk meraih emas," kata Lee Zii Jia.
Menelisik perjuangan Lee Zii Jia sejak memutuskan diri sebagai pebulu tangkis independen Malaysia.
Berbagai nada negatif dan kritikan harus ia hadapi karena keputusan beraninya itu meninggalkan Pelatnas Malaysia.
Apalagi pada saat itu, usia Lee Zii Jia sangatlah potensial hingga digadang-gadang sebagai penerus Lee Chong Wei sebelum keluar Pelatnas.
BAM selaku Federasi Badminton Malaysia pun sempat menakut-nakuti Lee Zii Jia bahwa masa depannya bakal suram jika keluar dari Pelatnas.
"Dari sudut pandang BAM, itu pasti akan menjadi kerugian besar (jika Zii Jia pergi)," kata Wong Choong Hann selaku Direktur Pembinaan Tunggal Putra BAM tahun 2022 lalu.
"Banyak yang telah diinvestasikan, tidak hanya secara finansial tetapi juga waktu,"
"Jadi, ketika Anda kehilangan beberapa produk matang yang memiliki umur panjang dengan kesuksesan di depan mereka, tentu saja itu kerugian besar," ancamnya.
Pada awal kariernya sebagai pebulu tangkis independen, performa Lee Zii Jia juga pasang surut.
Hal itu seakan mengamini perkataan dari Federasi Bulu Tangkis Malaysia yang menganggap karier Lee Zii Jia bakal tamat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.