Kalahkan Indonesia, Thailand Malah Terancam Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Voli Wanita 2025
Masalah finansial menjadi penyebab Thailand terancam gagal jadi tuan rumah Piala Dunia Voli Wanita 2025, pindah ke Indonesia?
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Thailand mengalahkan Indonesia dan Vietnam dalam bidding sebagai tuan rumah FIVB Volleyball Women's World Championship alias Piala Dunia Voli Wanita 2025.
Namun baru-baru ini kabar dihembuskan oleh media lokal, Thairath, yang melaporkan status Thailand sebagai tuan rumah Piala Dunia Voli Wanita 2025 bisa dicabut.
Hal ini dikarenakan federasi bola voli Thailand masih belum menyatakan kesanggupan sebagai host Piala Dunia Voli Wanita 2025, setelah mengetahui syarat yang diajukan FIVB.
Diketahui Vietnam, Thailand dan Indonesia maju dalam proses bidding tuan rumah Piala Dunia Voli Wanita 2025.
PBVSI selaku federasi induk bola voli Indonesia percaya diri menggelar event akbar dalam kalender FIVB, setelah memiliki Indonesia Arena. Yang memang dibangun untuk menggelar pertandingan bertarafkan Internasional.
Akan tetapi Indonesia kalah dari Thailand, setelah Vietnam memilih untuk mengundurkan diri.
FIVB pun mengetok palu bahwa Negeri Gajah Putih ditunjuk sebagai host FIVB Volleyball Women's World Championship 2025.
Hanya saja dalam laporan Thairath, FIVB mengajukan beragam syarat dengan standar tinggi meliputi tempat latihan, hotel, akomodasi setiap tim, hingga venue pertandingan.
Hal ini yang kemudian membuat kepala federasi bola voli Thailand, Somporn Chaibangyang, tidak berani mengiyakan penunjukan yang dilakukan FIVB.
Sebab masalah finansial akan menjadi polemik utama untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan federasi bola voli di seluruh dunia (FIVB).
Baca juga: Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Voli Wanita 2025, Thailand Pemenangnya
"Somporn Chaibangyang, Presiden Asosiasi Bola Voli Thailand, belum bisa memberikan jawaban atas penunjukkan tuan rumah (Piala Dunia Voli Wanita 2025). Dia perlu berbicara dengan pemerintah pusat untuk dapat menemukan solusi," bunyi pernyataan Thairath.
"Masalah yang dihadapi ialah soal pendanaan selama event berlangsung."
Jika dikalkulasi, Thailand membutuhkan dana paling minim 600 juta Baht atau sekitar Rp274 miliar untuk memuluskan rangkaian event Piala Dunia Voli Wanita 2024.
Bahkan tidak mungkin, dalam keterangan media Thailand tersebut, status tuan rumah akan dipindahkan ke negara lain.
"Masalah (finansial) menjadi hal krusial saat ini, dan (FIVB) memberikan batas waktu untuk memberikan jawaban," sambung pernyataan Thairath.
Bukannya tanpa alasan mengapa Thailand ditunjuk sebagai host FIVB Volleyball Women's World Championship 2025.
Sebab Negeri Gajah Putih memiliki tim voli putri yang eksis di kejuaraan dunia seperti Volleyball Nations League (VNL). Bahkan Tim voli putri Thailand yang berada di ranking kedua se-Asia, merupakan core team dari VNL.
Selain itu, Thailand beberapa kali sudah berpengalaman menjadi tuan rumah pertandingan VNL. Sehingga dipandang tidak akan kaget jika ditunjuk sebagai host FIVB Volleyball Women's World Championship 2025.
Namun permasalah finansial yang menggelayuti federasi bola voli di Negeri Gajah Putih, merupakan faktor non-teknis yang mengancam status tuan rumah mereka.
Tidak menutu kemungkinan Indonesia bisa saja dipilih sebagai pengganti.
Keuntungan sebagai tuan rumah, Indonenesia dapat ambil bagian di Piala Dunia Voli Wanita 2025 mendatang.
Namun sebagai persiapan, dana yang dibutuhkan PBVSI untuk fee tuan rumah FIVB Volleyball Women's World Championship 2025 juga tidaklah sedikit.
(Tribunnews.com/Giri)