2 Matahari 1 Garasi, Jangan Ada Kata Cemburu di Antara Marc Marquez, Ducati, & Pecco Bagnaia
Ducati wajib mengelola keharmonisan Marc Marquez dengan Pecco Bagnaia agar mega proyek di MotoGP 2025 tidak hancur berantakan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Mantan manajer Repsol Honda, Livio Suppo, memperingatkan Ducati jangan pernah menimbulkan percikan kecemburuan antara Marc Marquez dan Francesco 'Pecco' Bagnaia.
Pabrikan Ducati Lenovo Team dituntut pandai-pandai dalam memegang kendali keharmonisan garasi timnya di MotoGP 2025.
Mengingat Marc Marquez dan Pecco Bagnaia jelas memasang target tinggi di kejuaraan dunia tahun depan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sepasang matahari dalam satu garasi menjadi penggambaran yang tepat bagi Marc Marquez dan Pecco Bagnaia di Ducati.
Keduanya sama-sama pengoleksi gelar juara dunia MotoGP.
Pun secara kualitas, Marc Marquez dan Pecco Bagnaia bisa disebut menjadi yang terbaik di grid MotoGP 2025.
Pecco merupakan pembalap paling lama menunggangi Desmosedici Ducati, sehingga dia tidak kesulitan untuk memaksimalkan potensi kuda besinya.
Sementara Marc Marquez, tidak bisa dipungkiri dia mempunyai keistimewaan dengan adaptasi yang cepat. Dan soal gaya balap, MM93 dapat menyesuaikan secara baik perpindahan dari RC213V Honda ke Desmosedici Ducati.
Tidak mudah tentunya bagi Davide Tardozzi maupun Gigi Dall'Igna untuk mengelola Marc Marquez dan Pecco Bagnaia agar tidak terjadi perang dingin di MotoGP 2025.
Sebab dalam rekam sejarah MotoGP, akan terjadi perseteruan hebat jika dua pembalap berlabel juara dunia berada tim yang sama, seperti halnya Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Livio Suppo memperingatkan Ducati agar rencana mereka mendominasi kejuaraan dunia MotoGP 2025 tidak berantakan di tengah jalan.
Kecemburuan dan keberpihakan Ducati terhadap salah satu pembalap bisa menghancurkan mega proyek pabrikan asal Bologna, Italia ini.
Baca juga: Daftar 9 Pembalap yang Ganti Tim di MotoGP 2025: Ada Marc Marquez & Kompatriot Cristiano Ronaldo
"Ketika sudah berada di lintasan, persaingan dan persahabatan tidak berarti sama sekali," buka Suppo, dikutip dari laman Motosan.
"Keduanya (Marquez-Bagnaia) merupakan pembalap yang sangat kuat, tergantung (Ducati) bagaimana mengelola keseimbangan tim," tegas eks manajer Repsol Honda.