Ditempa Pelatih Brasil, Atlet Junior Indonesia Incar 5 Medali Emas di GAMMA World MMA Championships
Sebanyak 12 atlet junior yang terdiri dari 10 laki-laki dan dua perempuan itu akan berlaga di ajang MMA kelas dunia
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ditempa Pelatih Brasil, Atlet Junior Indonesia Incar 5 Medali Emas di GAMMA World MMA Championships
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atlet junior Indonesia mulai mempersiapkan diri jelang tampil di GAMMA World MMA Championships.
Sebanyak 12 atlet junior yang terdiri dari 10 laki-laki dan dua perempuan itu akan berlaga di ajang MMA kelas dunia yang akan berlangsung di Dewa United Basecamp, Pagedangan, Banten, 6-14 Desember mendatang.
Dalam persiapannya, para atlet itu ditempa oleh pelatih asal Brasil, yang sudah malang-melintang di dunia tarung campuran tanah air, Marcos Tulio de Melo Machado.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami), Tommy Paulus Hermawan, mengatakan jika dari 12 atlet tersebut, diharapkan bisa mendulang lima medali emas.
"Anak-anak (para atlet) sih berjanji ke Ketua Umum, katanya lima medali emas. Mudah-mudahan (tercapai), semangat anak-anak luar biasa," ungkap Tommy, saat ditemui di GOR UNJ, Jakarta Timur, Selasa (26/11/2024).
Setelah berlatih terpusat dengan pelatih asal Brasil di atas, Tommy, mengatakan jika banyak aspek yang meningkat dari para atletnya.
Kondisi fisik, teknik, dan atribut lainnya mengalami peningkatan yang signifikan usai dilatih pelatih kelahiran 23 Juli 1978.
"Perkembangan anak-anak cukup signifikan ya. Pertama dari segi fisik, (kemudian) segi stamina, power, teknik latihan, semuanya cukup signifikan. Dan kami ada datanya semua. Dari awal di bulan Juni sampai sekarang, anak-anak berlatih cukup intensif dan ada catatannya semua," papar Tommy.
"Saya pribadi melihat U-18 sebagai masa depan MMA Indonesia, jadi saya punya harapan yang sangat besar dan saya rasa mereka bisa mengukir prestasi luar biasa nanti di kejuaraan dunia," imbuhnya.
Sementara itu, Marcos pun mengungkapkan jika para anak didiknya sempat mengalami kesulitan pada awal-awal latihan.
Minimnya jam terbang serta fasilitas menjadi masalah utama yang dialami atlet-atlet tersebut sebelum berlatih terpusat dengan Pertacami.
"Tentu di bulan pertama mereka masih kesulitan mereka tidak punya pengalaman turnamen sebelumnya, dan di sinilah mereka terbentuk," ungkap Marcos.