Keberanian An Se-young Kritik Federasi Jadi Pelecut Kemajuan Olahraga di Korea Selatan
Keberanian An Se-young melontarkan kritik keras kepada federasi badminton Korea selatan jadi pelecut kemajuan olahraga Negeri Ginseng.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kasus An Se-young dengan federasi badminton Korea soal keteledoran dalam menangangi cedera sang atlet sempat membuat kegaduhan beberapa waktu lalu.
Menariknya media Korea yang menyoroti hal tersebut justru menilai bahwa penanganan kasus An Se-young adalah contoh baik bagi kemajuan olahraga Korea Selatan.
Pasalnya media menilai kalau kasus tersebut adalah sebuah contoh penyelesaian berdasarkan penuntutan keadilan, penilaiannya pun tidak memihak satu sama lain.
Karena faktor tersebut, banyak hal terkuak dan pada akhirnya bisa jadi langkah baru bagi badminton Korea untuk berjalan dengan lebih baik kedepannya.
Mengutip Naver Sports, telah dirangkum soal kasus An Se-young yang membuat geger tersebut karena dasarnya sang atlet marah.
Kemarahannya menyala dan jadi motivasi untuk bisa mengutarakan kritik pedas kepada federasi yang menaunginya.
"Kemarahan adalah kekuatan pendorong saya," kata An Se-young.
Berkat dorongan tersebut, dia mampun mengungkap berbagai hal yang sebelumnya tidak diketahui dalam badminton Korea.
Baca juga: Mimpi Besar An Se-young, Tunggal Putri Nomor 1 Dunia yang Ingin Jadi Legenda
Mulai dari metode pemilihan tim bulu tangkis nasional serta masalah sponsor individu.
Imbasnya, Kemenpora Korea serta Majelis Nasional secara langsung mengaudit Federasi Badminton Korea (BKA).
Secara tidak langsung memang An Se-young yang berani menjadi tonggak untuk bergerak menjauh dari masa-masa kelam badminton.
Media Korea Selatan menilai, yang dilakukan An Se-young bisa jadi contoh dan tidak terbatas pada bulutangkis.
Tetapi telah mempengaruhi berbagai cabang olahraga lain yang telah menjadi peluang bagi berbagai kejahatan yang dianggap biasa.
Setelah kasus An Se-young selesai, si bocah ajaib mengaku bahwa dia tidak menyesali atas kritik yang telah dilontarkan.
Atlet berusia 22 tahun mengaku akan tetap mengatakan hal yang sama sekalipun di Olimpiade Paris 2024 tidak mendapat emas.
"Saya tidak terlalu menyesali (pengungkapan itu). Saya akan mengatakan hal yang sama, baik saat kalah maupun menang (di Olimpiade Paris)," tegasnya.
Melalui BWF An Se-young mengatakan bahwa dirinya punya alasan mengapa harus mengungkapkan kritikan pedas kepada BKA.
Dia menuturkan setelah meraih medali emas Olimpiade Paris justru banyak mendapat kritik ketimbang ucapan selamat.
Enggan ambil pusing, pebulu tangkis nomor 1 dunia sektor tunggal putri itu memilih untuk mengungkapkan kritiknya dengan tujuan agar BKA bisa lebih baik.
"Saya tidak menyangka (pernyataan saya) akan menimbulkan efek yang begitu besar. Namun, saya tidak menyesalinya," ungkap pemain kelahiran 2002.
"Setelah memenangkan medali emas di Olimpiade, saya menerima lebih banyak kritik daripada ucapan selamat."
"Daripada memikirkan masalahnya, saya hanya berpikir bahwa jika kami memperbaiki area-area di mana kami masih kurang, (asosiasi) akan menuju ke arah yang baik," katanya menambahkan.
Untungnya, siasat An Se-young tak meleset. Kritikannya didengar bahkan ia dibantu oleh Kemenpora Korea.
Beragam isu akhirnya muncul dan dari pihak Kemenpora Korea langsung yang memberikan peringatan kepada BKA.
Setelah berlalu, An Se-young memang tidak menyesal. Tapi, pemain berusia 22 tahun itu menyayangkan momennya.
Di mana ia harus menikmati perayaan atas raihan medali emas Olimpiade yang ia impikan, namun harus bergelut dengan segala bentuk penyelidikan.
Kendati begitu rekan kompatriot Lee So-hee ini mengaku baik-baik saja karena memang dialah yang menciptakan situasi tersebut.
Berakhirnya perseteruan An Se-young dan federasi membuat An Se-young lega dan ingin fokus bermain badminton dengan gembira.
Aksi berani An Se-young diharapkan bisa jadi pelecut bagi atlet atau pihak lainnya untuk mengutarakan kritik kepada asosiasi yang bermasalah.
Tentu bukan hanya di Korea Selatan, tapi kontingen lain pun bisa turut mencontoh aksi tersebut.
(Tribunnews.com/Niken)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.