Sebanyak 81 Pendekar Silat PSHT Ikut Pelatihan Bagi Pelatih di Cabang Cilacap
kegiatan Training Of Trainers ini diberikan sebagai pelatihan dasar menjadi pelatih profesional di tubuh organisasi PSHT.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Bahkan hadir perwakilan dari Dompu, Nusa Tenggara Barat. Mereka telah mengikuti seleksi ketat di Cabang Cilacap dan dianggap memenuhi kriteria sebagai pelatih PSHT.
"TOT ini digelar dalam rangka meningkatkan kualitas para pelatih di PSHT. Mereka nantinya akan mendapatkan sertifikat pelatih pratama usai mengikuti TOT," ujar Tomo.
Peserta pelatihan TOT nantinya selain mendapatkan sertifikat pelatih tingkat pratama, juga mendapatkan buku panduan pelatih pratama, kartu pelatih pratama, buku saku pelatih dan buku saku siswa. Pemateri kegiatan TOT adalah Sutopan Basuki, Abdul Hamid, Anggit Andrianto dan Wanto.
Saat mengikuti TOT, panitia menyiapkan sesi tanya jawab hingga latihan fisik dan mental untuk pelatih.
Sementara, Wakil Ketua Lemdiklat PSHT, Maulana Cholid menambahkan, TOT pelatih tingkat pratama, sangat penting dilakukan untuk menyamakan gerakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri.
Sebab faktanya saat ini di tempat latihan masih ada perbedaan dalam menggerakan senam dan jurus.
"TOT ini juga untuk melaksanakan program yang sudah ditentukan oleh Pengurus Pusat PSHT. Bahwa perlunya menambah wawasan kepelatihan kepada para pelatih, agar latihan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Majelis Ajar dan Majelis Luhur PSHT," kata Maulana.
TOT sangat diperlukan agar para pelatih mampu lebih memaknai ajaran dalam melatih dan menyampaikn materi kepada siswa.
Kemudian menghindari latihan yang tidak prosedural, tidak sesuai ketentuan.
Warga PSHT sebagai pelatih yang lebih memaknai ajaran, diharapkan mampu melatih siswa dan membina siswa sesuai ajaran.
Menurutnya, ke depan warga PSHT menjadi pribadi yang arif, bijaksana, matang, penuh kedewasaan, tepat dalam mengambil keputusan-keputusan, menjadi "Jago" yang baik dan membanggakan di masyarakat.
Kebijakan ini dilakukan untuk perbaikan-perbaikan internalnya, mulai dari akhlak, adab dan sopan santun warga PSHT yang sesuai ajaran dan filosofi yang terkandung dalam jurus-jurus di PSHT yang merupakan marwah kehidupan.
Sementara, Pengurus Pusat PSHT, Toto Sri Harjanto menandaskan, melalui TOT ini ia berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT.
Sehingga nantinya menghasilkan senam dan jurus yang sama di seluruh Indonesia maupun luar negeri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.