Raih Perunggu, Pemain Korsel Dibebaskan dari Wajib Militer
Dengan keberhasilan mereka meraih medali perunggu, seluruh pemain tim sepakbola Korea akan mendapatkan hak istimewa
TRIBUNNEWS.COM – Meski bukan medali emas tetapi medali perunggu yang diraih oleh tim sepakbola Korea Selatan di olimpiade London 2012, namun itu sudah cukup membuat seluruh pemain di tim Korea Selatan pesta pora di stadion yang ada di Cardiff, Sabtu (11/8/2012).
Mereka kegirangan saat berada di ruang ganti setelah mengalahkan Jepang 2-0 di partai perebutan medali perunggu yang akhirnya jadi perunggu pertama buat tim berjuluk "The Taeguk Warriors" itu.
Pasalnya dengan keberhasilan mereka meraih medali perunggu, seluruh pemain tim sepakbola Korea akan mendapatkan hak istimewa. Sesuai dengan janji pemerintah Korsel, jika tim sepakbola meraih medali maka para pemain terbebas dari kewajiban melakukan pelayanan militer. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap karier para pemain karena mereka bisa lebih fokus pada latihan sepakbola semata.
Di Korea, ada wajib militer untuk para pemudanya. Selama sekitar 21 bulan mereka wajib memberikan layanan wajib militer. Dengan keberhasilan meraih perunggu, para pemain mendapat hak istimewa, lepas dari kewajiban selama waktu tersebut.
Pelatih Korsel, Hong Myung-Bo mengatakan dengan demikian, para pemainnya bisa lebih fokus pada karier dan klub mereka sehingga kebebasan ini akan memberikan benefit pada sepakbola Korea.
"Hasil pertandingan hari ini memberikan keuntungan buat karier mereka, tak perlu lagi melakukan Wajib Militer. Ini juga memberi keuntungan buat sepakbola Korea," kata pemain Korea, Ki Sung-Yeung mengatakan setuju dengan pemikiran pelatih.
Myung-Bo mengaku para pemain nyaris kehilangan kendali saat merayakan pesta kemenangan. "Ada kegembiraan yang luar biasa di ruang ganti. Para pemain kegirangan dan saling melemparkan semua barang di dalam ruang ganti. Saya sendiri tak berani masuk ke ruang ganti dan lebih memilih menunggu di luar sampai jumpa pers dimulai. Ini pesta yang gila, seru sekali," kata Hong Myung Bo.
Sementara itu di Ibukota, Seoul, sekitar 15 ribu fans membanjiri jalanan dengan perasaan suka cita setelah pluit akhir pertandingan berbunyi. Mereka menari dan bersorak sorai layaknya menjadi juara. Mereka meneriakkan "Oh Pilseung Korea".
Laga yang mempertemukan dua tim jago Asia yang disaksikan 56 ribu penonton itu, diwarnai dengan pelanggaran keras. Ada tujuh kartu kuning diberikan oleh wasit, empat untuk Korea dan tiga untuk Jepang.
Pemain Arsenal, Park Chu-young, membuat gol pertama buat Korsel ketika tendangannya dari jarak dekat berhasil melewati kiper Jepang Shuichi Gonda pada menit 38.
Jepang yang mulai menekan pada awal babak kedua, tidak menyelesaikan beberapa peluangnya dengan baik, mereka malah makin tertinggal ketika sang kapten Koo Ja-cheol menggandakan keunggulan Korsel menjadi 2-0 pada menit 57.
Tertinggal 2-0, Jepang kemudian memasukkan Yamamura untuk menggantikan Ohgihara pada menit 59. Sekitar tiga menit kemudian, Jepang kembali melakukan pergantian pemain, Sugimoto masuk dan Higashi ditarik keluar lapangan. Beberapa peluang bagi Jepang pun tercipta, namun dua kali tembakan Kazuya Yamamura berhasil dihadang kiper Korsel.
Dalam sekitar 20 menit waktu pertandingan tersisa, Jepang kembali melakukan pergantian pemain, demikian juga pada kubu Korsel. Namun, pergantian pemain belum juga mengubah kedudukan.
Peluang-peluang yang tercipta, tidak membuahkan gol bagi Jepang maupun Korsel. Dan hingga pertandingan berakhir, Korsel menang 2-0 untuk mendapatkan medali perunggu. Sedangkan partai final atau perebutan medali emas mempertemukan Brasil melawan Meksiko. (Tribunnews/mba)