Miing Cape Melihat Kisruh Sepakbola
Kisruh sepakbola Indonesia belum berakhir hingga kini. FIFA akhirnya memberikan deadline batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisruh sepakbola Indonesia belum berakhir hingga kini. FIFA akhirnya memberikan deadline batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan dualisme sepakbola Indonesia sampai 30 Maret 2013.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X bidang Olahraga Dedi Gumilar mengeluhkan kondisi persepakbolaan nasional. "Tiga tahun (anggota DPR) saya ngurusin pengurus yang buruk terus. Bila ingin baik, di dada dan kepala mereka harusnya ada merah putih," kata pria yang akrab dipanggil Miing itu di Gedung DPR, Jumat (14/12/2012).
Menurut Miing saat ini sepakbola hanya menjadi gerakan ekonomi. Padahal semangat sepakbola dahulu merupakan gerakan kebangsaan yang mempersatu rakyat. Ia pun mencontohkan sepakbola internasional.
"Contohnya Italia yang bangga akan sepakbola, semangat kebangsaannya itu, dulu sepakbola Indonesia juga awal sebagai upaya kemerdekaan," tuturnya.
Miing meminta adanya campur tangan pemerintah dalam menyelesaikan konflik tersebut. Aturan itu sudah tertuan pada peraturan pemerintah nomo 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan serta PP tahun 2007. "Kemenpora memiliki kewenangan memberikan sanksi," katanya.
Menurut Miing, FIFA telah memberikan keistimewaan kepada Indonesia karena pemerintah diperbolehkan turut campur menyelesaikan masalah tersebut. "Kita satu-satunya yang diberik hak itu, di negara lain organisasi itu independen tanpa intervensi pemerintah," tuturnya.
Bila terjadi pembekuan oleh FIFA, Miing mengingatkan bahwa hal itu kerugian besar bagi Indonesia. Terutama pemain sepakbola yang sudah memiliki jiwa di lapangan.
"Coba Bambang Pamungkas yang telah memiliki keluarga, media juga tidak boleh meliput kegiatan sepakbola. Ini bukan hanya ekonomi tapi sudah jiwa sepakbola," imbuhnya.
Klik: