Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Kompetisi IPL Kian Amburadul

Kemenangan WO yang kerap terjadi di kompetisi IPL kian menunjukkan ketidakseriusan mengikuti kompetisi musim 2013.

zoom-in Kompetisi IPL Kian Amburadul
ist

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Jun Mahares

TRIBUNNEWS.COM – Kemenangan walk over (WO) yang kerap terjadi di kompetisi Indonesian Primer League (IPL) kian menunjukkan ketidakseriusan mengikuti kompetisi musim 2013. Hal ini terjadi menyusul rumusan unifikasi liga yang dinilai merugikan klub peserta IPL.

Salah satu klub yang menelan kekalahan WO karena tidak hadir sesuai jadwal pertandingan adalah Persibo Bojonegoro. Juara Piala Liga Indonesia musim lalu itu tidak hadir di Stadion Mulawarman untuk menjalani laga lanjutan LPI menghadapi Bontang FC, Sabtu (30/3/2013).

Ketidakhadiran Persibo sudah diperkirakan dari awal, karena permintaan manajemen tim Laskar Angling Dharma untuk menunda laga itu ditolak PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Persibo beralasan waktu yang mepet menjelang laga Piala AFC membuat mereka memilih tak bertanding di Bontang, dan berkonsentrasi ke pertandingan melawan klub Hongkong Sun Hei.

Hal serupa juga dilakukan oleh Persema Malang. Tim berjuluk "Bledek Biru" itu harus menelan kekalahan WO dari dua laga terakhir. Kim Jefry Kurniawan dkk tidak hadir saat pertandingan menghadapi Perseman Manokwari (30/3/2013).

Bagi Persema, ini merupakan kekalahan WO kedua secara beruntun, setelah sebelumnya tidak datang di laga melawan PSM Makassar (27/3/2013) di Stadion Andi Mattalatta. Kondisi internal tim membuat Persema tidak bisa datang ke Sleman. Manajemen Persema masih belum memutuskan apakah akan melanjutkan sisa pertandingan dalam kompetisi IPL musim ini atau tidak karena menunggu keputusan dari PSSI maupun rapat umum pemegang saham (RUPS).

Asisten Manajer Persema Dito Arif mengemukakan, sampai saat ini masih belum ada keputusan dari PSSI, bahkan surat yang dilayangkan manajemen ke PSSI pun juga belum direspon.

BERITA TERKAIT

"Jika sanksi yang dijatuhkan PSSI era Nurdin Halid terhadap Persema belum dicabut (diputihkan), kami akan sia-sia melanjutkan kompetisi yang digelar LPI karena Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sudah memutuskan penyatuan liga untuk musim depan, dan Persema tetap terdegradasi dari kompetisi tertinggi di Tanah Air," ucap Dito.

Jika sanksi tersebut tidak diputihkan, maka Persema akan mundur dari kompetisi IPL musim ini karena akan tetap sia-sia jika dilanjutkan. Persema tetap akan terdegradasi ke divisi satu musim depan.

Salah satu keputusan KLB di Jakarta beberapa waktu lalu adanya penyatuan liga musim depan yang diikuti oleh 22 klub, yakni 18 klub dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan empat klub IPL. Posisi empat besar IPL akan menjadi peserta dalam kompetisi tertinggi di Tanah Air musim depan.

Hanya saja, ketentuan itu tidak berlaku bagi Persema, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, dan Persebaya 1927 karena dinilai telah membelot dari kompetisi ISL, sehingga disanksi PSSI turun ke divisi satu. Sanksi tersebut sampai saat ini masih dianggap berjalan.

"Kalau kami melanjutkan kompetisi ini, sementara kami tidak bisa menembus kompetisi tertinggi musim depan karena sanksi kami belum dicabut, kan percuma dan hasil maksimal yang kami peroleh pun akan sia-sia," kata Dito.

Sambil menunggu keputusan PSSI tersebut, manajemen Persema sudah menghentikan latihan rutin pemain sejak beberapa waktu lalu hingga batas waktu yang tak ditentukan. Bahkan, pelatih Persema Slave Radovski sudah mengundurkan diri dari Persema.

Tak hanya itu, Jakarta FC pun menyatakan vakum hingga batas yang belum ditentukan. Tim yang sebelumnya bernama Persija Jakarta versi IPL ini menghentikan aktivitas latihan sehingga mengganggu jadwal kompetisi.

Sementara itu CEO Persebaya Gede Widiade juga telah mengadu ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo. terkait nasib klub-klub peserta IPL musim depan. Perbedaan jumlah jatah klub yang berhak mengikuti kompetisi kasta tertinggi pada tahun 2014 dinilai dapat membuat manajemen klub dan pemain LPI kian terpuruk.

"Konsep ini menimbulkan iklim ketidakpastian bagi klub-klub sepak bola profesional dalam menghormati kontrak tenaga kerjanya dengan para pemain maupun staf di manajemen klub yang bersangkutan," kata Gede.

Roy Suryo sendiri enggan memediasi persoalan yang melanda IPL. Menurutnya, hasil keputusan KLB yang memberatkan IPL karena aksi walkout yang dilakukan enam anggota Exco. Ketidakhadiran enam Exco tersebut dinilai cukup mempengaruhi pilihan para voters terkait rumusan konsep unifikasi liga. Pada akhirnya, seluruh voters memilih konsep penggabungan liga yang diusung PT Liga Indonesia selaku pengelola ISL.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas