Gaji Tak Kunjung Dibayar, Pemain PSMS: Indra Sakti Itu Pengecut
Mes Kebun Bunga, tepatnya kamar-kamar yang menampung skuat PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) terlihat ramai
TRIBUNNEWS.COM – Mes Kebun Bunga, tepatnya kamar-kamar yang menampung skuat PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) terlihat ramai sejak tengah hari hingga sore, Rabu (10/4/2013) kemarin.
Tentu saja ini tak lazim, sebab saban hari selalu sepi pascakeputusan pemain untuk vakum latihan sejak 5 April 2013 lalu. Jarum jam menunjukkan pukul 16:00 WIB saat beberapa pemain berkumpul dan di satu kamar lantai dua.
Beberapa di antaranya tampak berbaring santai di atas kasur seperti Herman Batak, Kiki Lis Susanto, Tri Yudha Handoko, Irfan Midin, Andre Sitepu. Mereka terlihat sumringah menyaksikan Aun Carbiny dan Irwin Ramadhan yang sedang bermain playstation. Andi Safrizal menjadi pemain yang terakhir datang. Suimin Diharja, sang pelatih kepala yang dipecat berada di kamarnya.
Tak dinyana, mereka berkumpul untuk menunggu kejelasan dari pengurus perihal pelunasan hak-hak mereka. Pasalnya, tanggal 10 merupakan tenggat pembayaran gaji per bulannya.
Terkecuali Irwin Ramadhana yang berstatus pemain dipertahankan, semua pemain yang masuk daftar pendepakan mempersoalkan kebijakan pengurus yang tak masuk akal.
Herman Batak bahkan mengecam ketua umum Indra Sakti Harahap yang tidak hadir saat pengumuman pencoretan. "Indra Sakti itu pengecut, dia tidak punya fondasi menjadi ketua umum. Kenapa bukan dia yang menemui kami. Padahal di awal dengan dia kami menyepakati dan meneken kontrak. Saya ragu dia itu laki-laki, lebih baik pakai daster saja. Kami di sini menunggu dia, ada nggak iktikad dia membayar gaji kami, hak kami," kata kiper plontos ini.
Herman Batak mengaku tak habis pikir kenapa gajinya yang relatif berjumlah kecil tak bisa dilunasi. Eks kiper Deltras Sidoarjo ini meneken kontrak sebesar Rp 120 juta atau rataan 12 juta per bulannya untuk semusim kompetisi. "Saya baru terima Rp 15 juta sampai sekarang," ucapnya. Seharusnya dalam durasi tiga bulan ia memeroleh Rp 36 juta.
Lantas apakah kecewa didepak,"Alhamdulillah saya dipecat. Profesional itu kejam, benar adanya. Saya terima kok. Tapi bayar lah saya punya hak," katanya lirih.
Tak kalah menggelikan, Tri Yudha Handoko mengungkapkan seluruh pemain harus menggunakan sepatu bola sendiri. "Jangankan gaji bang, jaket dan sepatu aja gak ada kami terima. Beli sendirilah. Kami di sini mau nunggu pak Indra tentang kejelasan gaji kami. Kami belum bisa bilang, langkah apa yang akan kami lakukan selanjutnya," sebutnya.
Aun Carbiny menuturkan tidak ada kekecewaan atas pencoretan dirinya dari skuat. Namun, ia punya alasan serupa dengan rekan-rekannya. "Pokoknya hak kami harus dibayar, baru dipecat. Selama itu nggak dikasih, kami tetap merasa bagian dari PSMS dan bermain untuk tim ini. Pengurus baru yang dia kirimkan untuk memecat kami itu, tak bisa menjawab kapan bisa dilunasi," ucapnya.
Tribun Medan (Tribunnews.com Network) berupaya untuk mengonfirmasi Indra Sakti Harahap. Namun, lagi-lagi dua nomor ponselnya yang lazim ia pakai masih non aktif. (cr5/raf)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.