Ketua Umum PSMS Diduga Tilap Rp 200 Juta Uang Subsidi dari PT LI
Ibarat api dalam sekam, dari luar tampak adem ayem tetapi di dalam teramat panas.
TRIBUNNEWS.COM – Ibarat api dalam sekam, dari luar tampak adem ayem tetapi di dalam teramat panas. Namun perlahan panas itu akan terasa juga ke luar. Peribahasa lama inilah yang sungguh tepat menggambarkan kondisi PSMS Medan versi PT Liga Indonesia saat ini.
Secara kasat mata, tim yang diarsiteki Suharto AD seolah tak dilanda problem nan ruwet khususnya di putaran kedua musim ini. Aura positif menguak dari PSMS Medan pascakemenangan sempurna di dua laga tandang. Membungkam Persih Tembilahan (2-0) dan Persisko Tanjabbar (3-0).
Namun usai perhelatan tersebut, "api panas" kekecewaan pun berkobar. Kali ini tak hanya pemain ataupun tim pelatih, jajaran elite manajemen juga tak lagi mampu membendung kemarahan. Temu pers yang menguak lembar hitam berupa daftar kebohongan sang Ketua Umum, Indra Sakti Harahap pun diungkapkan secara terang-terangan, bertempat di Aula PSMS Medan lantai 2, Jalan Candi Borobudur, Medan, Minggu (19/5/2013) sore.
Sekretaris Tim, Fityan Hamdy mengatakan teramat sulit mempercayai Indra Sakti kembali. Bukan tanpa dasar, Indra ingkar janji untuk yang kesekian kalinya. Setelah "lepas tangan" untuk melunasi gaji di putaran pertama, situasi serupa terulang di putaran kedua.
"Ketum PSMS ini tidak ada sama sekali memberi dukungan buat tim. Dia malah menciptakan manajemen konflik dan kabur dari tanggungjawabnya. Padahal dia berjanji akan memberi pinjaman gaji dan bonus. Tidak tersendat seperti putaran pertama. Janji itu bohong belaka. Jangankan gaji, untuk minta dukungan doa pun nggak bisa. Handphonenya tak pernah aktif," katanya di hadapan awak media.
Fityan Hamdy, mengungkapkan kepercayaan pada pentolan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Medan itu muncul kembali pada rapat tertutup 12 April lalu. Selain Indra, hadir Sekretaris Umum, Martius Latuperissa, CEO yang baru diangkat kala itu, Faisal dan Suharto AD (pelatih pengganti Suimin Diharja). Pertemuan berlangsung di kediaman Martius.
Suharto AD membenarkan hal tersebut. Pelatih plontos ini menguraikan dua poin kesepakatan hasil rapat. Pertama, Ketum akan memberikan uang transportasi kepada seluruh pemain (16 orang), pelatih (3 orang) dan ofisial tim (5 orang) sebesar Rp 1 juta per orang. Kedua, pemain, pelatih dan ofisial akan diberikan pinjaman masing-masing Rp 3 juta. Seluruh uang akan dicairkan sebelum dua laga tandang dihelat.
Yang lebih mengejutkan, Fityan menyingkapkan fakta bahwa Indra Sakti telah menerima uang subsidi dari PT LI sebesar Rp 200 juta. Seluruh kontestan divisi utama memang memeroleh dana bantuan dari PT LI senilai Rp 450 juta per musim. Bahkan tambahan suntikan uang sebesar Rp 100 juta kalau lolos 12 besar.
"Sejauh ini, Indra Sakti Harahap sudah menerima 4 kali cicilan Rp 50 juta per bulan. Totalnya Rp 200 juta. Informasi ini kami langsung kami terima dari Manajer Keuangan PT. LI Yulius Amos yang bukti rekap setorannya telah diprintkan ke kami. Anehnya sampai saat ini tim tidak sepeserpun menikmati uang itu," tegas Fityan.
Tribun Medan (Tribunnews.com Network) mencoba mengonfirmasi Indra Sakti berkali-kali perihal kebenaran pernyataan tersebut. Namun, seperti sebelumnya, dua nomor kontak yang lazim dipergunakannya, tidak aktif.
Sementara itu Manajer Tim, Sarwono yang jadi penalang dana operasional tim putaran kedua mengatakan komit membayar hak-hak pemain. "Meskipun tanpa bantuan dari ketum dan keuangan tim saat ini nol, tapi saya yakin anak-anak dapat berbuat yang maksimal, target kami adalah lolos ke 12 besar. Saat ini saya masih bisa berikan bonus, gaji menyusul," ucapnya. (Tribun Medan/cr5)