Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Eko Priyono

TRIBUNNEWS.COM – Ali Gultom berjalan paling depan mendahului barisan 11 pemain PSMS Medan dan perwakilan Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia atau APPI. Rombongan menuju Kantor PSSI, Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (14/6/2013) sore, berharap pengurus bisa menjembatani penyelesaian tunggakan gaji 10 bulan terakhir oleh manajemen klub.

Siapa Ali Gultom? Beliau suporter fanatik PSMS yang merantau ke Jakarta sejak 1986. Atas permintaan pelatih Suharto AD dan asisten pelatih PSMS Colly Misrun, Ali mencari kemudian menampung sementara ke-11 pemain di rumahnya, Jl. Bungur 1, RT/RW 16/06, No 1, Ciracas-Jakarta Timur.

Ketika tiba di Jakarta, Senin (10/6/2013), ke-11 pemain sempat nyasar dan menginap di sekitar Monas, Jakarta Pusat serta Masjid Al-Bina, Senayan. Baru pada hari kedua mereka 'bertamu' ke rumah Ali.

"Sebelum sampai Jakarta, saya sudah kasih alamat. Tapi karena tidak ada mobil angkutan mereka nyasar. Baru selasa menginap di rumah. Untuk makan ada bantuan dari SMeCK (kelompok suporter PSMS). Kalau saya hanya menyediakan tempat dan air putih," ungkap Ali kepada Berita Kota Super Ball (Tribunnews.com Network). "Ini bentuk kepedulian untuk pemain karena saya juga orang Medan," tambahnya.

Ali merupakan ayah pemain klub Pelita Bandung Raya di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), Doly Ramadhan Gultom. Kendati situasi sepak bola Indonesia sedang tidak kondusif, ia tetap menaruh besar agar anaknya masuk skuad Timnas Indonesia.

Nasib Dolly lebih baik ketimbang 11 pemain PSMS yang terkatung-katung di Jakarta. "Ini dia sudah transfer uang ke rekening saya. Ya sejauh ini masih lancar," ujar Ali yang menamai anak terakhirnya Aldin Ray Diouf Gultom. Penempataan kata Diouf bukan tanpa maksud, ia berharap kelak mengikuti jejak bintang Senegal El Hadji Diouf yang sempat merumput bersama klub Liga Primer Inggris Liverpool (2002-2004).