Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Kalahkan Ghana, Florian Thauvin Jadi Pahlawan Perancis

Bermain sepuluh pemain sejak menit ke-79, Perancis berhasil lolos dari hadangan perlawanan berat Ghana, setelah menangguk kemenangan 2-1

Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Sanusi
zoom-in Kalahkan Ghana, Florian Thauvin Jadi Pahlawan Perancis
Istimewa

TRIBUNNEWS.COM, TURKI - Bermain sepuluh pemain sejak menit ke-79, Perancis berhasil lolos dari hadangan perlawanan berat Ghana, setelah menangguk kemenangan 2-1, pada babak semi final putaran final Piala Dunia U-20, di Atatürk Stadium, Bursa, Turki, dini hari tadi WIB.

Satu pemain, Samuel Umtiti dikeluarkan wasit Nawaf Shukralla setelah mendapatkan dua kartu kuning. Beruntung, sebelum kejadian tersebut, tim muda Ayam Jantan tersebut sudah unggul melalui sepasang gol pemain yang diprediksi bakal menjadi bintang masa depan, Florian Thauvin.

Pemain yang musim lalu berkostum Bastia tersebut mencetak gol di menit ke-42 dan 73'. Dua gol tersebut sekaligus menunjukkan mentalitas Perancis, yang mampu keluar dari tekanan Ghana, sejak awal pertandingan.

Pasalnya, hanya berlangsung semenit babak kedua, tim Ghana berhasil merobek jala Perancis, melalui 'sang pedang' Ebenezer Assifuah. Hal itu sempat membuat permainan Perancis sedikit rusak. Namun gairah dan spirit untuk melangkah ke final, membuat anak asuh Pierre Mankowski ini mampu keluar dari tekanan dan mencetak gol kemenangan via aksi individu Florian Thauvin.

"Kami mencoba untuk keluar menyerang setelah mereka menyamakan kedudukan, yang sempat membuat pemainku gugup. Pelan tapi pasti, kami mendapatkan beragam momentum yang memberi kami banyak keuntungan. Sungguh, ini pertarungan yang tak mudah dan patut bersyukur bisa lolos ke partai final," kata Mankowski, di situs resmi turnamen.

Sayang, saat berada di partai final, ia harus kehilangan bek andalan, Samuel Umtiti. Padahal, tenaga pemain asal Olympique Lyon tersebut sangat diperlukan untuk menghadapi partai yang mengharuskan pemain memiliki mental kuat.

"Dia sangat berpengalaman di klub, dan itu menjadi satu di antara faktor yang membuat kami bisa melangkah sangat jauh seperti sekarang. Sekarang kami harus realistis menghadapi tantangan yang tak mudah. Bermain di final tentu sangat berbeda, karena tak hanya teknik, melainkan mental pemain juga berbicara," sebut sang mentor.

BERITA REKOMENDASI

Ambisi besar menyeruak di kubu Perancis. Asa menggapai gelar juara bakal menjadi vitamin tersendiri untuk mendorong permainan menawan di babak final, akhir pekan ini. Pasalnya, melangkah ke fase akhir sudah menjadi rekor tersendiri.

Maklum, sepanjang sejarah keikutsertaan di putaran final Piala Dunia U-20, inilah prestasi terbaik yang mereka raih. Pada awal ikut, yakni di tahun 1977, perjalanan mereka hanya mencapai fase grup. Bahkan, setelah itu mereka tak pernah lagi lolos ke babak putaran final.

Barulah pada 1997, mereka bisa lolos kembali ke putaran final dan masuk ke fase delapan besar. Sayang, di babak ini Uruguay menghabiskan harapan tim muda Si Biru melalui adu penalti 7-6. Pada waktu normal dan masa perpanjangan waktu, kedua tim berbagi skor 1-1.

Lalu pada 2001, mereka juga terhenti di babak perempat final setelah kalah dari tuan rumah Argentina, melalui tiga gol Javier Saviola, yang hanya dibalas sebiji oleh Philippe Mexes.

Lalu dua tahun silam, mereka gagal di babak semi final dan perebutan tempat ketiga. Pada fase empat besar, mimpi mereka dihentikan oleh Portugal setelah kalah 0-2. Lalu di perebutan tempat ketiga, lagi-lagi kalah mental dari Meksiko, dan takluk 1-3.


Kapten tim, Paul Pogba menyebut, lolos dari hadangan Ghana, memberi mereka daya dorong yang luar biasa, meski tetap harus mewaspadai siapapun lawan.

"Kami harus fokus pada permainan diri sendiri, dan berusaha untuk lebih kreatif dalam menyusun serangan dan membaut lawan deadlock. Ghana berhasil menutup banyak ruang yang kami buat, dan itu sempat membuat tim frustasi. Beruntung, pengalaman teman-teman memberi banyak variasi, dan akhirnya gol kemenangan itu datang juga," ucap gelandang muda asal klub Juventus tersebut.

Di kubu Ghana, kekalahan ini jelas sangat mengecewakan. Jawara edisi 2009 ini sebenarnya bermain apik dengan aneka kombinasi yang dimainkan, terutama di lini depan. Trio Frank Acheampongm, Kennedy Ashia dan Ebenezer Assifuah, benar-benar memberi teror pada lini pertahanan Perancis.

Sayang, gawang Eric Antwi harus kebobolan dua kali. Pelatih Sellas Tetteh mengaku anak asuhnya kecewa dengan permainan mereka, terutama pada 15 menit terakhir yang tak mampu memanfaatkan kondisi.

"Kami punya peluang, tapi ternyata tidak bisa dimaksimalkan dengan baik. Kini kami harus pulang untuk menjadi juara ketiga. Namun dari semua itu, saya yakin tim ini punya masa depan cerah," sebut Tetteh.

Ia tak asal cuap. Selain tridente di atas, barisan pertahanan pun bermain solid yang diisi Michael Sai, Baba Rahman, Baba Mensah, Princebell Addico dan Joseph Duncan. Lalu seabreg pemain kreatif di lini tengah juga menjadi modal, paling tidak 3-4 tahun ke depan.

Di sana ada Salifu Seidu, Clifford Aboagye, Michael Anaba dan Yiadom Boakye. "Setelah ini, kami harus berhasil di Selandia Baru," tegas Tetteh, menyebut tempat putaran final Piala Dunia U-20 berikutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
10
8
1
1
19
6
13
25
2
Man. City
10
7
2
1
21
11
10
23
3
Nottm Forest
10
5
4
1
14
7
7
19
4
Chelsea
10
5
3
2
20
12
8
18
5
Arsenal
10
5
3
2
17
11
6
18
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas