Laporan Wartawan Surya,M Zainuddin

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Tidak adanya kejelasan pencairan gaji membuat internal Arema LPI bergejolak.

Untuk meredam gejolak ini, manajemen meliburkan pemain sampai tanpa batas waktu.

Sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan manajemen mempersilakan pemain pulang ke kampung halaman atau tetap bertahan di Malang.

Bagi pemain yang ingin pulang ke kampung halaman, manajemen tidak menyediakan uang transportasi.

Pemain harus menanggung sendiri biaya untuk pulang ke kampung halaman dan kembali ke Malang.

“Pemain masih ada di mess. Setahu saya, tidak ada yang pulang,” kata sumber itu kepada Surya Online (Tribunnews.com Network) , Jumat (20/9/2013).

Manajemen pun tidak memberi uang saku bagi pemain yang tetap bertahan di Malang.

Menurutnya, manajemen hanya menyediakan makan di mess.

Artinya, pemain bebas menikmati makanan yang tersedia di mess. Tapi, pemain asal Malang tidak mendapat uang makan.

Bila pemain asal Malang ingin mendapat jatah makan, dipersilakan datang ke mess.

“Bukan hanya pemain. Ketentuan ini juga berlaku untuk offisial dan pelatih,” tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Operasional Arema LPI, Haris Fambudy mengakui adanya gejolak di internal.

Dia enggan merinci gejolak yang terjadi di tim besutan Abdurahman Gurning ini.

Menurutnya, manajemen pun memahami sikap pemain yang enggan menunaikan tanggungjawabnya.

“Makanya kami liburkan latihannya. Mereka baru latihan setelah situasi kondusif,” kata Haris.

Sesuai jadwal PT LPIS, Singo Edan akan menantang PSIR Rembang, 28 September 2013.

Saat ditanya kemungkinan latihan sebelum tim berangkat ke Rembang, Haris tidak dapat memastikannya. Dia berharap situasi sudah kondusif sebelum laga kontra PSIR.

“Semoga masalah ini segera selesai,” harapnya.