Live on RCTI
Rabu (16/10) Pukul 01.30 WIB

TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Fatih Terim ibaratnya jadi malaikat bagi sepak bola Turki. Betapa tidak, juru taktik berusia 60 tahun ini datang ketika Turki hanya menyisakan empat laga dan sedang terpuruk di peringkat empat grup D kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Eropa dengan torehan tujuh angka dari enam laga.

Terim berhasil mendongkrak performa Arda Turan dan kawan-kawan ketika kembali ditunjuk menjadi pelatih pada pertengahan Agustus menggantikan Abdullah Avci. Di bawah arahan Terim, Turki mengemas tiga laga dengan kemenangan clean sheet. Mereka sukses melibas Andorra (5-0), Rumania (2-0), dan terakhir Estonia (2-0). Berkat tiga kemenangan itu, Turki kini menempati peringkat dua dengan torehan 16 poin.

Pria kelahiran Adana, Turki 4 September 1953 ini memang paham betul karakter Turki lantaran pernah dua kali menukangi negara tersebut sebelumnya yakni pada periode 1993-1996, dan 2005-2009.

Mimpi Turki berlaga di Brasil kini terbuka, walaupun hanya bisa diperoleh melalui jalur playoff. Sebab, Turki tak mungkin bisa merebut tiket langsung karena posisi puncak sudah menjadi milik Belanda yang telah mengoleksi 25 poin.

Turki akan menjamu Belanda di Şükrü Saracoğlu Stadyumu, Rabu (17/10) dini hari waktu Indonesia. 

Kemenangan atas Belanda karenanya jadi harga mati untuk dapat melanjutkan mimpi ke Brasil. Pasalnya, posisi Turki di urutan dua belum aman. Arda Turan cs hanya unggul dalam selisih gol dari Rumania yang membuntuti di peringkat tiga.

Kendati Belanda sudah dipastikan lolos, dan diperkirakan tak akan tampil terlalu ngotot, namun menaklukkan Oranye tetap saja menjadi pekerjaan yang luar biasa sulitnya.

Terlebih, Turki dibayangi rekor buruk karena tak pernah menang atas Belanda sejak 1998.

Pada dua pertemuan terakhir, Turki pun selalu kalah. Kendati begitu, Terim tetap optimistis anak-anak asuhnya bisa meraih hasil maksimal.

"Kami punya peluang bagus untuk mewujudkan target lolos kualifikasi," kata Terim, seperti dilansir Turkish Football, kemarin Peluang itu merujuk pada dukungan penonton yang luar biasa di di Stadion Sükrü Saracoglu. Militansi para pendukung Turki memang luar biasa, dan kerap meruntuhkan mental lawan. Mereka sering disebut sebagai pemain ke-12 karena antusiasmenya yang luar biasa dalam mendukung tuan rumah.

Selain itu, Turki juga berada dalam motivasi tinggi untuk membalas kekalahan 0-2 di pertemuan pertama di kandang Belanda pada September 2012.

Namun, yang paling membuat Terim optimistis adalah meningkatnya mental para pemain setelah berhasil meraih tiga kemenangan beruntun dengan hasil clean sheet.

Dua kemenangan itu bahkan diraih pada laga tandang, yakni saat melawan Rumania dan Estonia. "Performa kami terus menanjak. Kami berada dalam situasi dimana kami tak pernah berpikir sedikit pun akan kalah. Dan ini sangat bagus untuk mental para pemain," ujar mantan pelatih Fiorentina, dan Milan ini.

Sayangnya, di laga krusial ini mereka kehilangan gelandang andalan, Nuri Sahin yang cedera. Turki juga tak bisa diperkuat Caner Erkin yang terkena akumulasi kartu.

Terim pastinya sangat mewaspadai ketajaman lini depan Oranye. Apalagi, skuat besutan Louis Van Gaal itu tengah on fire usai menggilas Hongaria dengan skor telak 8-1.

Ia secara khusus harus membatasi pergerakan Robin Van Persie. Pemain Manchester United itu sedang menggila dan mencetak tiga gol ke gawang Hongaria, yang mengukuhkannya sebagai top skor Belanda sepanjang masa dengan 41 gol, menyisihkan rekor Patrick Kluivert yang sudah bertahan 10 tahun. 

Di laga ini, pasukan Oranye harus kehilangan Nigel de Jong yang terkenan akumulasi kartu. Posisinya kemungkinan digantikan oleh gelandang asal Norwich, Leroy Fer.

Dua pemain, Wesley Sneijder, dan Dirk Kuyt pastinya sangat berharap bisa ikut merumput di negara yang sangat mereka kenal karena memeprkuat klub di sana. Namun, pelatih Louis van Gaal sepertinya akan tetap menyimpan keduanya di bangku cadangan. (Tribunnews/den)