TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Kongres PSSI tahun 2014 akhirnya dibuka pada pukul 10.50 WIB. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, membuka secara resmi kongres tahunan di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu (26/1/2014).

Semula kongres dijadwalkan digelar pada pukul 09.30 WIB. Namun, pelaksanannya sempat tertunda, karena adanya ancaman Bonek, suporter klub Persebaya 1927 yang bertekad membubarkan kongres.

Apresiasi diberikan Soekarwo atas digelarnya Kongres PSSI di Surabaya. Terlebih lagi, ia menilai perkembangan sepakbola nasional yang semakin membaik, juga memberikan dampak positif, khususnya bagi warga Jawa Timur.

"Progres PSSI semakin hari semakin baik. Pelatih dan wasit dibina dengan bagus apalagi dimulai dari basic, dan tak lupa dibekali etika dan moral yang baik," kata Soekarwo dalam keterangan pers PSSI yang diterima wartawan.

Sementara, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, dalam kata sambutannya mengusulkan Ketua Umum pertama PSSI, Ir Soeratin sebagai pahlawan nasional.

"Puji syukur kepada Allah SWT atas diselenggarakan Kongres PSSI 2014. Ini adalah amanah Statuta, diikuti oleh 102 Voters," kata Djohar.

Selain laporan kinerja PSSI, mulai dari kinerja organisasi, kompetisi, sampai timnas, Kongres Tahunan PSSI 2014 juga mengagendakan penetapan program kerja dan anggaran PSSI 2014, penetapan anggota lama dan baru PSSI, revisi Statuta PSSI, penegasan skuad Komite Pemilihan dan Banding Pemilihan, serta pengesahan Electoral Code PSSI.

Kongres Tahunan PSSI 2014 masih menggunakan voters Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 9 Juli 2011 di Solo, Jawa Tengah. Arema Indonesia kembali dapatkan hak suanya menyusul beresnya dualisme yang melanda mereka.

Jumlah voters bertambah dengan kehadiran 2 dari 5 asosiasi yang ditetapkan sebagai anggota PSSI pada Kongres Tahunan PSSI 17 Juni 2013 di Surabaya. Dua asosiasi itu adalah Asosiasi Pemain dan Pelatih. Tiga asosiasi lain yang belum diundang karena kepengurusannya belum terbentuk adalah Asosiasi Klub Sepakbola Wanita, Futsal, dan Wasit.

Kemudian, satu Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI yang bermasalah dan kehilangan hak suaranya dalam Kongres Tahunan PSSI adalah Asprov PSSI Sulawesi Selatan.