"Yang membedakan antara Singo Edan dengan Brisbane Road hanya pembinaan usia dini. Arema Cronus baru saja merintis akademi. Sedangkan pembinaan usia di Brisbane Road sudah terbentuk lama. Pembinaan usia itu butuh dana tapi pemasukan tidak ada. Itu memang kewajiban kami,” kata Nirwan.

Menurutnya, prestasi Arema Cronus dan Brisbane Road tidak bisa disamakan dengan klub luar negeri yang juga miliknya, CS Vice dan SAD Uruguay. Khusus SAD Uruguay, Nirwan memang mempproyeksikan tim ini untuk pembinaan usia dini. Makanya banyak pemain muda yang dikirim belajar ke SAD, antara lain Yericho Cristiantoko.

Selain menyoroti pembinaan usia dini, Nirwan juga berharap Singo Edan memiliki televisi komunitas. Selama pemasukan klub dari televisi masih mengandalkan distribusi hak siar dari PT Liga Indonesia (PT LI), akan tetap kurang.

Klub yang berprestasi mendapat pasokan dana lebih banyak dibandingkan klub yang prestasinya biasa saja. “Bagus kalau Arema Cronus ada televisi komunitas. Itu butuh dukungan,” tambahnya.(zainuddin/surya)