Performa Djibril Coulibaly Merosot
Sayang, performanya menurun pada lima laga selanjutnya.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kesempatan main begitu minim untuk Djibril Coulibaly yang awalnya digadang-gadang bisa menghapus bayang-bayang Sergio van Dijk dari hati bobotoh. Itu adalah masa suram keduanya bersama Persib Bandung.
Pencetak 21 gol untuk Barito Putera musim lalu didatangkan memang bukan untuk menggantikan peran Sergio. Bahkan pelatih Djadjang Nurdjaman, sesuai rencana awal, akan menduetkannya dengan Sergio, yang juga mencetak 21 gol untuk Persib musim lalu.
Harapan tinggal harapan. Sergio memilih meninggalkan Maung Bandung di tengah ekspektasi tinggi terhadapnya pada putaran kedua. Pemain naturalisasi asal Belanda itu memilih melanjutkan karier ke Liga Iran, bergabung dengan Sepahan FC.
Ditinggal Sergio, Persib tak terlalu panik karena masih ada Djibril. Kemampuan Djibril memang tak kalah mumpuni dibandingkan Sergio.
Tapi awal hitam menghantui pemain asal Mali ini. Manajemen dan pelatih memilih melepasnya sebelum kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2014 bergulir. Cedera matatarsal Djibril dianggap masalah yang bisa menghantui performa sang pemain di tengah kompetisi ketat.
Pencarian pengganti sudah dilakukan. Hasilnya: nihil. Beberapa pemain yang datang mengadu peruntungan tak sesuai keinginan. Termasuk Fortune Udo yang diklaim Djadjang sebagai pengganti yang pas, beberapa hari setelah melepas Djibril. Mencetak satu gol di babak semifinal Inter Island Cup (IIC) 2014 tak membuat Udo menjadi bagian Persib meski Djadjang pasang badan.
Keputusan mengejutkan diambil Djadjang lagi. Dia memastikan Djibril menjadi bagian Persib beberapa hari kompetisi sudah bergulir. Alhasil, sang pemain hanya bisa menjadi penonton pada dua laga kandang pertama melawan Sriwijaya FC dan Persita Tangerang. Dia bisa diturunkan pada laga keempat saat melawat ke kandang Persik Kediri, setelah menjadi tamu Persijap Jepara.
Djibril langsung menunjukkan taji. Dia mencetak gol pertama untuk Persib dan tim menang 3-0 di kandang lawan.
Tak sampai di situ, dia mencetak gol dalam tiga pertandingan selanjutnya. Satu gol melawan Semen Padang tak bisa menghindarkan tim Pangeran Biru dari kekalahan pertama. Selanjutnya, dwi gol di Stadion Demang Lehman, Martapura, mengantarkan mantan timnya kalah 0-2. Satu golnya juga turut mengantarkan Persib mengalahkan Arema 3-2 meski tertinggal 0-2 di babak pertama.
Sayang, performanya menurun pada lima laga selanjutnya. Tak ada gol datang darinya, meski sempat menang 4-1 di kandang Gresik United. Seiring mandulnya Djibril, Persib kalah 0-1 melawan Pelita Bandung Raya (PBR), seri 0-0 melawan Persija Jakarta, seri 2-2 melawan PBR di putaran kedua dan imbang 2-2 di kandang Arema Cronus.
Bukan hanya itu, Djadjang juga meninggalkannya di bench dalam dua laga terakhir melawan Arema dan Gresik. Bahkan melawan PBR pada laga pembuka putaran kedua, dia juga tak main penuh.(men/tribun jabar)