Iran vs Nigeria, Patron Serang Dua Pelatih
Perjumpaan Iran kontra Nigeria tak hanya menjadi duel seru antar-personal yang memiliki kualitas tinggi
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Perjumpaan Iran kontra Nigeria, dini hari nanti, tak hanya menjadi duel seru antar-personal yang memiliki kualitas tinggi. Tapi yang perlu dicatat adalah adu strategi antara dua pelatih, Carlos Queiroz di kubu Iran dan Stephen Keshi di tim Nigeria.
Pertemuan keduanya diprediksi menghadirkan sisi permainan menarik yang saling serang. Penyebabnya, karakter dasar dua arsitek tersebut memang senang dengan warna pertandingan yang agresif.
Stephen Keshi misalnya, selalu menempatkan lebih banyak gelandang dengan jiwa menyerang, sehingga memudahkan kinerja penyerang. Keshi sendiri adalah seseorang yang sudah sangat melekat dengan sepak bola Nigeria. Sebagai pelatih dan juga pemain, ia sudah menjadi bagian dari sepakbola Nigeria selama 34 tahun.
Ia memperkuat the Green Eagles, julukan tim nasional Nigeria dulu, sampai pensiun di tahun 1998. Ia menjadi pelatih tim U-20 sebelum menjadi asisten dari Shaibu Amodu ketika Nigeria tampil pada Piala Dunia 2002 di Korsel-Jepang. Keshi merupakan kapten dari generasi emas Nigeria yang tampil pada Piala Dunia tahun 1994 di bawah asuhan manajer asal Belanda, Clemens Westerhof.
Saat itu pula Keshi berkenalan dengan formasi 4-3-3 dan seperti Westerhof, Keshi juga bermain dengan taktik yang sama. Bukti lainnya, ia membawa sederet penyerang, dan tergolong di antara negara dengan banyak pemain berstatus striker. NIgeria memiliki Ahmed Musa, Peter Odemwingie, Emmanuel Emenike sampai bomber veteran, Shola Ameobi.
Tak heran, struktur dasar pola 4-3-3 bisa dengan mudah diaplikasikan Keshi di lapangan. "Satu hal yang kini tak boleh saya lewatkan adalah konsentrasi. Kami memiliki segalanya untuk melangkah jauh di Brasil. Sekarang, semua tergantung pada motivasi pemain, mereka seharusnya tahu apa yang wajib dikerjakan," kata Keshi.
Sedangkan Carlos Queiroz sepertinya belum bisa menemukan jati dirinya. Kali ini, Iran hampir dipastikan mengaplikasikan tren di sepak bola modern, yakni 4-2-3-1. Berbekal mini pemain berkarakter menyerang, eks asisten pelatih Sir Alex Ferguson tersebut memilih untuk menguatkan area tengah.
Sejauh ini strategi yang diperagakan armada Queiroz memang memenuhi harapan. Namun, saat bertemu Nigeria, tentu bukan hal mudah. Solusinya, kemungkinan Iran akan menggunakan serangan balik untuk menyasar jala Nigeria.
"Opsi permainan sangat beragam ketika Anda memiliki pemain tengah berkualitas. Sekarang, Iran memiliki itu, dan tentu saja kami akan meraih kemenangan," tegas Queiroz. Satu kendala yang kini masih belum mendapatkan jalan keluar adalah ketergantungan pada sang kapten, Javad Nekounam.
Andai pemain berusia 33 tahun tersebut dimatikan, belum ada pemain bertipikal sama yang sanggup mengisi peran mantan penggawa klub La Liga, Osasuna, tersebut. Namun Nekounam mengaku tak ambil pusing. Ia justru menenangkan rekan-rekannya.
"Saya tak akan tersandera. JIka ada masalah, tentu saja semua pemain akan bersatu dan mencari jalan keluarnya, termasuk dalam pertandingan," ucap pemain yang sudah memiliki caps 140, plus 37 gol.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.