Tim Samba Terbantu Jasa Psikolog
Para pemain Brasil mengaku sangat terbantu setelah mendapatkan terapi psikologis
Penulis: Deny Budiman
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Para pemain Brasil mengaku sangat terbantu setelah mendapatkan terapi psikologis. Hal itu dinilai sangat bermanfaat jelang laga krusial melawan Kolombia di babak perempatfinal di Fortaleza, Sabtu (5/7) dinihari nanti.
Sebelumnya, mereka berada dalam tekanan berat lantaran kencangnya tuntutan untuk menjadi juara di Piala Dunia 2014. Kecemasan para pemain tim Samba mencuat setelah kemenangan adu penalti yang sangat menguras emosi saat melawan Cile di babak 16 besar lalu.
Usai memastikan kemenangan, sejumlah pemain Brasil, termasuk kapten Thiago Silva, penjaga gawang Julio Cesar dan Neymar tampak menangis.
Mereka dikritik oleh media massa Brasil dan oleh para mantan pemain termasuk mantan kapten Carlos Alberto yang menjuarai Piala Dunia 1970, karena dinilai cengeng dan tidak cukup tangguh.
Pelatih Luiz Felipe Scolari lalu membawa psikolog olah raga Regina Brandao untuk menangani masalah psikologi para pemain. Hasilnya, beberapa pemain menyatakan mendapat manfaat yang sangat luar biasa usai mendapat terapi.
"Saya tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya dan saya sangat menikmatinya," kata Neymar, yang sukses melakukan tendangan penalti terakhir yang menentukan saat melawan Chile di Belo Horizonte.
"Terapi itu bukan hanya untuk kami. Saya pikir, dalam sepak bola, yang dikepung oleh emosi setiap hari, para pemain sejatinya membutuhkan peran psikolog. Saya kira ini demi kebaikan setiap pemain, untuk membuat lebih tenang," ujarnya.
"Kami punya hubungan yang sangat baik dengan Regina Brandao. Dia orang yang hebat. Saya belajar banyak dan saya berharap terus melakukan ini," ujar pemain yang sudah mencetak empat gol pada Piala Dunia kali ini dan sering tampil sebagai satu-satunya sumber inspirasi asli Selecao.
Namun dia menambahkan bahwa menyebut Brasil tergantung kepada dirinya adalah keliru.
"Saya tidak merasa dibebani berlebihan baik di dalam maupun di luar lapangan. Saya punya rekan-rekan yang membantu saya memenangi bola, mencetak gol, dan merancang gol," kata dia.
Sang psikolog, Regina Brandao bisa memaklumi tekanan berat di pundak para pemain Selecao. "Mereka takut Brasil tidak lolos. Mereka menangis saat menyanyikan lagu kebangsaan, perpanjangan waktu, serta menangis saat sebelum dan sesudah babak penalti," katanya.
Direktur Teknik Brasil, Carlos Alberto Parreira, menilai kehadiran Brandao di timnas memang sangat diperlukan. Menurut Parreira, para pemain Brasil belum siap 100 persen untuk menghadapi Piala Dunia 2014.
"Mereka bilang mendapat tekanan saat bermain di kandang. Seharusnya, mereka sudah mempersiapkan diri sejak awal. Saya hanya bisa menganjurkan, simpan air mata kalian. Berhenti menangis,” katanya menegaskan.
Terlepas dari faktor mental, Pelatih Scolari meminta timnya untuk bermain jauh lebih baik ketimbang saat melawan Cile. "Kami menganalisa bagaimana kami menang, dan mengapa kami menang, serta semua situasi di mana kami tak bisa memainkan umpan-umpan dengan baik, atau membuat peluang. Dengan itu, jadi kami bisa terus berkembang," ujar Scolari.
Brasil memang harus berbenah jelang laga melawan Kolombia. Pasalnya, tim berjuluk "Los Cafeteros" ini tampil memukau sepanjang Piala Dunia 2014 dengan memenangi tiga laga di babak penyisihan grup dan melibas Uruguay 2-0 pada babak 16 besar.
Ada beberapa aspek yang harus mereka benahi di antaranya adalah tumpulnya lini depan yang dipercayakan kepada Fred. Sejauh ini ia baru mencetak satu gol. Penggantinya, Jo, bahkan belum mengemas satu gol pun.
Hal lain yang harus diwaspadai adalah absennya jenderal lapangan tengah Luiz Gustavo karena akumulasi kartu. Gelandang Wolfsburg ini menjadi tumpuan Scolari untuk menutup lini pertahanan Brasil yang selama ini membuat bek serang Marcelo dan Dani Alves bisa membantu menyerang. Pemain pengganti, Ramires diharapkan bisa menambal celah di lini belakang itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.