Jafri Sastra: Brasil Kurang Matang di Piala Dunia 2014
Menurut Jafri, tim Brasil tidak dibentuk dengan tahapan yang benar, berbeda dengan tim-tim lain.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Semen Padang, Jafri Sastra menilai kekalahan Brasil di partai final memperebutkan peringkat 3 dan 4 karena tim tuan rumah itu kurang matang dalam pembentukan.
"Kekalahan 0-3 dari Belanda merupakan rentetan kekalah 1-7 saat melawan Jerman. Sedangkan Belanda memang tampil lebih bagus dan pantas mereka bisa mengalahkan Brasil," kata Jafri kepada Harian Super Ball, Minggu (13/7/2014).
Menurut Jafri, tim Brasil tidak dibentuk dengan tahapan yang benar, berbeda dengan tim-tim lain.
"Sebagai tuan rumah, secara otomatis Brasil pasti lolos tanpa mengikuti kualifikasi. Ini yang membuat mereka tidak merasakan tekanan dari lawan-lawan di kualifikasi. Sehingga pembentukan timnya jadi tidak maksimal. Menurut saya tim ini tidak matang," ucap Jafri.
Menurut Jafri, itu berbeda dengan pembentukan Jerman, Argentina, dan Belanda yang melalui masa-masa kualifikasi. Sehingga ketiga tim itu bisa melenggang ke babak semifinal dengan baik.
"Seperti Jerman yang sejak fase grup sangat produktif mencetak gol. Begitu juga dengan Belanda yang juga produktif. Ini berkat tempaan mereka di masa kualifikasi," terang Jafri.
Jafri menambahkan, Belanda yang memang tampil lebih baik di partai final itu. "Taktik dan strategi yang dimainkan oleh pelatih Belanda sukses. Belanda berhasil mengalahkan Brasil tanpa balas. Ini menunjukan kualitas pemain Belanda jelas lebih baik dibanding Brasil," tambah Jafri.
Menurut pria kelahiran Padang pada 23 Mei 1965 itu, ini menjadi pelajaran penting, sebagai tuan rumah seharusnya Brasil melakukan persiapan yang sangat matang .
"Ini juga menjadi pelajaran penting bagi tim lain mungkin untuk piala dunia berikutnya," tutur Jafri.