Timnas Spanyol Sulit Cari Pengganti Xavi
Xavi Hernandez mundur dari tim nasional Spanyol dengan meninggalkan nama yang sangat harum.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Xavi Hernandez mundur dari tim nasional Spanyol dengan meninggalkan nama yang sangat harum. Pelatih Matador, Vicente del Bosque menyebut pemain berusia 34 tahun itu adalah pilar terpenting La Furia Roja dalam meraih kesuksesan sejak 2008.
"Dia merupakan salah satu pilar terbaik yang kami miliki di ruang ganti selama enam tahun terakhir," ujar Del Bosque mengenai playmaker Barcelona tersebut.
"Saya ingin memperlihatkan rasa hormatku kepada seorang pemain yang fantastis. Kami kehilangan seorang pemain yang unik, sulit menemukan sosok baru seperti dirinya," kata Del Bosque.
Xavi gantung sepatu setelah mengantarkan Spanyol meraih kejayaan dengan gelar Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 serta Piala Eropa 2012. Pengumuman pengunduran dirinya disampaikan dalam sesi jumpa pers, kemarin. Setelah pensiun, Xavi akan fokus membela klub Barca, di mana dia masih mempunyai dua tahun masa kontrak.
“Saya menilai waktu bermain di Spanyol sudah berakhir. Saya senang untuk memulai langkah baru di Barcelona. Saya optimistis pada akhir musim ini, kami akan meraih sesuatu (gelar),” kata Xavi seperti dilansir espnfc.
Xavi tampil perdana membela tim berjuluk La Furia Roja pada 2000. Selama 14 tahun mengabdi untuk negara, dia mencatatkan 133 caps. Dia merupakan pemilik caps kedua terbanyak di timnas Spanyol, sebelum Iker Casillas dengan 156 caps.
Pesepak bola kelahiran Terrassa, Spanyol itu memegang peranan kunci dalam keberhasilan klub dan negara. Dia telah memenangkan tiga trofi Liga Champions dan tujuh gelar Primera Division bersama Barcelona.
Permainan konsisten dan kemampuan memberikan umpan-umpan akurat dalam gaya bermain ‘tiki-taka’ mengantarkan Spanyol meraih gelar juara Piala Eropa pada 2008 di Austria dan Swiss. Ini merupakan gelar pertama setelah puasa gelar selama 44 tahun.
Dia menjadi pemain andalan di bawah pelatih Luis Aragones dan Vicente del Bosque, suksesor pelatih yang meninggal pada Februari 2014 lalu. Di bawah del Bosque, Xavi membawa negaranya meraih gelar Piala Dunia 2010.
Berselang dua tahun kemudian, Spanyol kembali meraih gelar Piala Eropa. Tim Matador menjadi negara Eropa pertama yang berhasil mempertahankan gelar. Sebagai pemain sejumlah gelar individu di tingkat internasional pun telah dianugerahkan.
Dia masuk dalam daftar starting eleven di tiga turnamen major, dan masuk dalam nominasi peraih penghargaan FIFA World Player 2009, setelah itu sebagai kandidat pemenang FIFA Ballon d’Or selama dua tahun berturut-turut.
Situs optajoe mencatat, Xavi membuat 599 umpan di Piala Dunia 2010, lebih dari semua pemain manapun dalam single turnamen sejak 1966. Sayang, di pengujung karier dia justru mengalami masa kelam.
Barcelona gagal mempertahankan gelar Primera Division. Klub berjuluk El Barca hanya berada di peringkat keduadi bawah Atletico Madrid. Kegagalan ini berlanjut di Piala Dunia 2014 Brasil.
Spanyol gagal mempertahankan gelar juara setelah tersingkir di fase grup. La Furia Roja kalah 1-5 atas Belanda di pertandingan pembuka. Kemudian, kembali takluk 0-2 atas Cile. Satu-satunya kemenangan diraih atas Australia di partai pamungkas.
Setelah serangkaian kemunduran, Xavi mengakui bahwa dia telah dianggap meninggalkan klub yang dibela sejak masa kecil. Tetapi, dia menolak tawaran dari klub-klub Major League Soccer (MLS) dan Timur Tengah.
“Saya mengakhiri musim dengan dua kekecewaan dan saya tiba-tiba memutuskan memberitahu klub akan pergi. Tetapi, mereka telah meyakinkan bahwa saya masih bisa menjadi bagian penting di klub. Saya ingin berterima kasih atas kesabaran klub,” kata Xavi.
“Pelatih Luis Enrique memegang peranan kunci untuk menangani klub ini ke depan. Saya telah berbicara dengan dia tiga sampai empat kali pada musim panas ini dan saya memiliki hubungan yang baik,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.