Jaelani Saputra Blusukan Cari Pemain di Seluruh Tasikmalaya
Skuat Laskar Galunggung, julukan Persitas dibentuk Jaelani dengan melakukan seleksi ke seluruh kecamatan di Tasikmalaya.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Istilah blusukan tidak hanya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden terpilih 2014-2019, Joko Widodo. Cara blusukan itu juga dilakukan oleh pelatih Persitas Tasikmalaya, Jaelani Saputra. Persitas merupakan klub lokal di Tasikmalaya yang saat ini sedang berlaga di Liga Nusantara.
Skuat Laskar Galunggung, julukan Persitas dibentuk Jaelani dengan melakukan seleksi ke seluruh kecamatan di Tasikmalaya. "Saya datangi ke seluruh kecamatan. Dari hasil awal, saya dapat 60 orang. Lalu diseleksi dengan sistem degradasi dan promosi hingga memperoleh 25 pemain," kata Jaelani kepada Harian Super Ball.
Memasuki putaran kedua Liga Nusantara, Jaelani berencana akan menambah skuatnya menjadi 30 orang, karena quota pemain memang sebanyak itu. "Rencananya saya akan kembali melakukan seleksi untuk menambah pemain menjadi 30 orang. Jika memang dibutuhkan akan ditambah, jika sudah bagus ya mungkin dengan jumlah skuat sekarang saja. Saya akan liat perkembangan materi pemain dulu," ujar Jaelani.
Anak-anak asuh Jaelani rata-rata terdiri dari usia 17-20. Ada juga yang berusia 22 tahun sebanyak tiga pemain. "Saya melakukan seleksi pemain untuk menjadi skuat Persitas dimulai sekitar akhir April 2014. Seleksi dilakukan setiap hari melalui pertandingan antar kampung sebanyak dua kali sehari," ujar Jaelani.
Hal ini, menurut Jaelani untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh pemain muda di Tasikmalaya untuk menjadi skuat Persitas.
"Saya juga menggelar coaching clinic ke kampung-kampung. Alhamdulillah cara ini begitu tinggi peminatnya. Untuk mengangkat motivasi anak-anak di sana, saya selalu menyebutkan nama pemain yang mengikuti coaching clinic. Cara ini juga saya lakukan saat menyeleksi pemain. Sehingga mereka dan keluarganya bangga namanya disebut di lapangan dengan didengar orang sekecamatan," tutur Jaelani.
Dari pantauannya, Jaelani melihat banyak talenta muda di Tasikmalaya yang berpotensi. "Saya memang ingin membentuk tim ini diisi oleh pemain-pemain asli dari daerah setempat. Jangan sampai tim ini justru diisi oleh pemain dari luar Tasikmlaya. Sehingga mengurangi rasa memiliki dari pemain itu sendiri. Masyarakat juga tidak bangga dan enggan datang ke stadion untuk melihat pertandingan Persitas, karena tahu pemainnya bukan orang asli Tasikmalaya," tambah Jaelani.