Gagal Datangkan Bek Berkualitas, Pertahanan MU Keropos
Manchester United mengalami situasi sulit di awal musim 2014-2015
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Manchester United mengalami situasi sulit di awal musim 2014-2015. Kegagalan mendatangkan bek top membuat rapuhnya lini pertahanan, telah kebobolan delapan kali dari lima pertandingan Premier League. Terakhir, The Red Devils harus takluk 3-5 dari tim promosi Leicester City di King Power Stadium, Minggu (21/9).
The Foxes, julukan Leicester City, mencetak gol melalui lima tendangan ke gawang. Leonardo Ulloa menit ke-17 dan penalti menit ke-83, penalti David Nugent menit ke-62, Esteban Cambiasso menit ke-64, dan Jamie Verdy menit ke-79. Padahal sebelumnya MU unggul terlebih dahulu 3-1 melalui gol, Robin van Persie menit ke-13, Angel Di Maria menit ke-16, dan Ander Herrera menit ke-57.
Manajer Manchester United, Louis van Gaal mengaku kecewa terhadap performa lini pertahanan. Ini merupakan pertama kali pemilik gelar terbanyak di kompetisi Premier League itu kebobolan lebih dari empat gol dari tim promosi. Terakhir kali, MU kebobolan dengan jumlah gol lebih dari tiga saat kalah 0-3 dari Man City pada Maret lalu.
“Saya pikir ini bukan karena kelemahan pertahanan. Ini terjadi karena lemahnya organisasi pertahanan dari tim. Anda harus tahu kapan saat anda perlu mengoper bola dan membuangnya. Bagaimana mungkin kami melepas laga ini begitu saja? Kami sungguh menyia-nyiakan laga ini,” tutur manajer Manchester United, Louis van Gaal seperti dilansir Sky Sport.
Di pertandingan ini, Sang Meneer, menerapkan formasi 4-3-3. Pria asal Belanda itu tidak lagi memasang tiga bek sejajar, karena dinilai lini pertahanan telalu lemah. Dia memainkan empat bek, yaitu Jonathan Evans dan Tyler Nathan Blackett di jantung pertahanan, sementara, Rafael dan bek anyar asal Argentina, Marcos Rojo di sisi sayap.
Evans harus ditarik ke luar di menit ke-30, setelah menderita cedera kaki. Chris Smalling masuk menggantikan bek asal Irlandia Utara itu. Duet Smalling dan Blackett terbukti tidak padu dalam menahan gempuran Leonardo Ulloa cs, hingga akhirnya gawang David De Gea kebobolan sebanyak empat kali di babak kedua.
Blackett malah diganjar kartu merah oleh wasit di menit ke-83, setelah menjatuhkan Jamie Verdy di kotak terlarang. Van Gaal tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewa ketika bek asal Inggris berusia 20 tahun itu diusir wasit. “Ini tidak menyenangkan saat pemain cedera atau diusir wasit, tetapi kami bisa mengatasinya,” tuturnya.
Pengamat sepak bola yang juga mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher, mengatakan rapuhnya lini pertahanan MU dikarenakan mereka tidak mendatangkan pemain yang sesuai untuk menggantikan para veteran, seperti Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, dan Patrice Evra. Vidic dan Ferdinand merupakan duet bek di jantung pertahanan yang telah mengantarkan kesuksesan.
Sejauh ini, MU hanya mendatangkan dua pemain berposisi bek, yakni Luke Shaw dan Marcos Rojo, namun mereka bukanlah pemain di posisi bek tengah, melainkan di sisi sayap. Padahal The Red Devils telah menghabiskan uang sekitar 200 juta poudsterling atau sekitar Rp 4 triliun, untuk mendatangkan pemain sekelas Angel Di Maria, Daley Blind, Ander Herrera, dan Radamel Falcao.
“Yang menjadi sorotan di Manchester United adalah mereka menjadi klub paling boros di Eropa dan mereka tidak membeli pemain bertahan. Mereka tidak terkejut ketika Rio Ferdinand pergi, Nemanja Vidic mengumumkan (kepergiannya) Januari lalu. Mereka klub paling boros-bagaimana mungkin mereka tidak menyadari,” ujar Carra.
“Menghabiskan begitu banyak uang dan tidak mendatangkan satu bek kelas atas- itu merupakan mismanajemen,”.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.