GH Sutedjo: Sepakbola Indonesia Belum Ada Kemajuan Berarti
GH Sutedjo menilai sepakbola Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan terbilang stagnan atau jalan di tempat
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GH Sutedjo menilai sepakbola Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan terbilang stagnan atau jalan di tempat. Hal itu dikatakan oleh GH Sutedjo setelah melihat penampilan tim sepakbola Asian Games Indonesia yang gagal melewati fase babak knock out setelah dibabat tim Korea Utara dengan skor 1-4.
Seperti diketahui Indonesia hanya mampu meraih kemenangan saat melawan Timor Lesta (7-0) dan Maladewa 4-0. Dan di babak 16 besar menyerah terhadap Thailand 0-6.
"Menurut saya sepakbola Indonesia masih jalan di tempat dan belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Kemenangan atas Timor Leste dan Maladewa merupakan hasil yang tidak mengejutkan. Karena memang kelas tim kita diatas mereka," ungkap mantan Ketua Persijatim ini.
Sebaliknya lanjut Tedjo, Indonesia masih dibawah Thailand dan Korea Utara.
"Dengan Thailand tim kita memang kalah kualitas. Mereka masih diatas Indonesia. Begitu pula dengan Korea Utara. Kita realistis saja kualitas timnas kedua negara tersebut dua digit diatas timnas Indonesia," ujar Tedjo yang juga Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Indonesia itu.
Menurutnya, menggunakan strategi apapun Indonesia akan tetap kesulitan menghadapi Thailand maupun Korea Utara. Bahkan menurunkan pemain utamanya saat melawan Thailand, Indonesia tetap akan kesulitan.
"Ini semua karena pengurus PSSI yang tidak serius membina sepakbola Indonesia. Persiapan yang tidak matang menjadi penyebab kegagalan Indonesia di Asian Games. Kita sudah tidak bisa berharap banyak kepada mereka, kekuatan mereka sudah maksimal. Saat ini harapan ada di pemain muda, seperti Timnas U-19. Mereka harus dijaga dan bina terus,"urainya.
Tedjo menyatakan yang harus dipikirkan sekarang oleh pengurus PSSI adalah bagaimana menyiapkan pemain mudanya. Terutama Pembinaan usia muda harus dipersiapkan secara berjenjang dan kompetisi juniornya harus ditangani secara serius.
Disamping harus membentuk tim pemantau untuk turun ke daerah mencari pemain-pemain muda berbakat. Terutama yang berkiprah di kompetisi muda usia seperti Kompetisi Pengcab PSSI di seluruh Indonesia.
"Jangan bicara hasil kalau Pembinaan Usia Muda tidak tertangani secara baik. Jika tak segera diperbaiki tidak menutup kemungkinan, suatu saat Indonesia akan kalah telak menghadapi Brunei Darussalam dan Timor Leste," sebut Tedjo.
Dia mencontohkan, timnas senior yang beberapa waktu lalu melakukan ujicoba melawan Kamboja yang berakhir dengan kedudukan 1-0 untuk Indonesia.
Menurut Tedjo, itu merupakan peringatan bagi PSSI bahwa negara lain sudah mulai bangkit dan menyaingi Indonesia.
Sebab peta persaingan sepak bola di Asia Tenggara, semakin ketat. Kompetitor Indonesia di Asia Tenggara sudah jauh berkembang di banding Indonesia yang stagnan, bahkan cenderung menurun. Tentu sangat memalukan, jika tim yang pernah menjadi macan Asia suatu saat bisa dipecundangi Timor Leste maupun Kamboja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.