Roy Suryo: Timnas U-19 Gagal Karena Peak Performance Sudah Lewat
Kekalahan beruntun membuat kita harus evaluasi total.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, menyayangkan kegagalan tim nasional Indonesia U-19 di Piala Asia U-19 yang berlangsung di Myanmar pada Oktober 2014.
Roy Suryo memandang Evan Dimas Darmono cs tidak dapat menampilkan permainan terbaik selama turnamen dikarenakan ‘peak performance’ para pemain sudah lewat. Ini dikarenakan para pemain terlalu banyak bertanding di laga uji coba.
“Kekalahan beruntun membuat kita harus evaluasi total. Saya tidak mau menyalahkan pemain. Mereka sudah berjuang mungkin (penyebab kekalahan,-red) karena jadwal saja. Itu karena peak performance sudah lewat,” ujar Roy ditemui Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (15/10/2014).
Jelang menghadapi Piala Asia U-19, timnas Indonesia U-19 mempunyai waktu persiapan selama satu tahun. Tim berjuluk Garuda Jaya melakukan persiapan di dalam dan luar negeri. Persiapan di tanah air dilakukan dengan mengikuti tur Nusantara jilid 1 dan 2.
Sementara, persiapan di luar negeri dijalani dengan menghadapi tur ke Timur Tengah, turnamen Hassanal Bolkiah Trophy (HBT), dan tur Spanyol. Menurut Roy Suryo, tur Spanyol menghadapi klub-klub di Negeri Matador itu seharusnya tidak dilakukan.
Sebab, politisi Partai Demokrat itu memandang pada periode bulan September, di mana para pemain seharusnya beristirahat menjelang turnamen, justru dikirim jauh ke Spanyol untuk melakukan serangkaian pertandingan.
Namun, Roy mengaku tidak menyalahkan PSSI dan BTN yang sudah menjadwalkan persiapan. Sebab, dia menilai, pengiriman tim ke Spanyol itu merupakan ‘obat kekecewaan’ setelah Indonesia U-19 yang seharusnya bertanding di Turnamen Cotif pada Agustus 2014, justru dikirim ke Turnamen HBT.
“Bermain di level sebenarnya hanya di Turnamen HBT itu pun sayangnya turnamen pengganti karena mereka gagal main di Spanyol (Turnamen Cotif). Akibatnya ada kekecewan ketika pemain yang seharusnya berangkat ke Spanyol malah ke Brunei Darussalam,” tutur Roy.
“Sayangnya setelah itu (Turnamen HBT,-red) harusnya para pemain istirahat. Ini malah dikirim jauh ke Spanyol. Peak performance lewat. Ketika kalah dari Uzbekistan itu dalam posisi baru datang dan penyesuaian kurang kemudian kalah,”.
Skuat asuhan Indra Sjafri mencatatkan hasil buruk dengan menempati posisi juru kunci Grup B tanpa raihan poin. Tim berjuluk Garuda Jaya menderita tiga kekalahan, 1-3 atas Uzbekistan U-19, 0-1 atas Australia U-19, dan 1-4 atas Uni Emirat Arab U-19.
Hasil ini membuat Indonesia U-19 tersingkir lebih awal dan tidak mencapai target untuk lolos ke babak semifinal dan meraih satu tiket ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.