Persib Main Murni Lawan Arema, Umuh: Silakan Putar Video, Apa Ada yang Aneh?
Manajemen Persib Bandung membantah keras tudingan jual beli kemenangan dengan Arema Cronus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Manajemen Persib Bandung membantah keras tudingan jual beli kemenangan dengan Arema Cronus, di semifinal Liga Super Indonesia (LSI), Selasa (4/11/2014). Di laga itu, Persib menang 3-1 setelah sebelumnya tertinggal 0-1.
"Persib tidak pernah main-main. Tidak pernah ada uang-uang aneh. Silakan puter video pertandingan, apakah ada yang aneh saat Persib main?" kata Manajer Persib H Umuh Muchtar kepada Tribun Jabar, Kamis (13/11/2014).
Manajemen Arema Cronus sudah membantah adanya tudingan Persib Bandung mengeluarkan uang Rp 850 juta untuk kemenangan itu. Apalagi, kata Umuh, nilai itu terlalu kecil untuk Arema melepas tiket final.
"Dan orang ini bodoh dengan tudingan seperti itu. Harus ada sumbernya dari mana, harus dilacak," kata Umuh.
Ia menegaskan siapa pun tidak boleh mengarang cerita tidak masuk akal terkait laga semifinal itu. "Jangan ngarang-ngarang. Persib tidak ada main uang, Persib main murni," katanya.
Tudingan tanpa sumber itu juga ditanggapi Arema, terkait ditariknya gelandang mereka Gustavo Lopez dan Ahmad Bustomi. Manajemen Arema beralasan ditariknya kedua pemain itu karena keduanya cedera.
"Kalau dua pemain itu ditarik ya itu karena kesalahan pelatih dan pengurus Arema sendiri. Kenapa dikait-kaitkan dengan kami. Jangan ngarang-ngaran cerita," ujarnya.
Umuh menganggap Singo Edan sudah terlalu percaya diri bisa memenangkan laga sehingga mengeluarkan pemain tipe menyerang untuk memperkuat pertahanan.
"Dengan ada dua orang itu pun saya yakin kemenangan itu ada di tangan Tuhan," ujar Umuh.
Sama seperti Umuh, Owner Arema, Iwan Budianto membantah tudingan kabar tersebut.
"Sungguh sakit sekali jika Arema dituduh menerima uang Rp 850 juta dari Persib. Bagi seorang Arek Malang, tak ada yang lebih mahal dibandingkan harga diri dan kebanggaan. Jadi kemenangan di semifinal adalah harga mati yang tidak bisa ditawar apalagi dibeli. Kami membawa kebanggaan Arek Malang di pentas nasional, sungguh berdosa rasanya jika hal itu dilakukan," kata Iwan.