Guus Hiddink Seperti Main Poker
Terlebih lagi laga ini memiliki misi menyelamatkan Guus Hiddink yang seperti bermain poker lewat laga ini.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM -Kapten Timnas Belanda, Robin van Persie, bertekad akan memberi segalanya agar Belanda bisa menang melawan Latvia. Terlebih lagi laga ini memiliki misi menyelamatkan Guus Hiddink yang seperti bermain poker lewat laga ini.
“Kami harus memenangkan laga melawan Latvia. Lagipula kami berhutang kemenangan kepada Hiddink. Dia seperti bermain poker melalui pernyataan bahwa dia akan mundur jika kalah. Kami tidak ingin kehilangan dia. Dia berkata seperti itu karena dia memiliki keyakinan besar pada kami,” kata kapten De Oranje, Robin van Persie, seperti dilansir De Telegraaf, Sabtu (15/11/2014).
Jika kembali merasakan kekalahan saat menjamu Latvia, bukan hanya Hiddink yang akan angkat kaki. Timnas Belanda akan menggoreskan tinta merah dalam sejarah persepakbolaan mereka.
Jika Belanda kalah, Robin van Persie cs akan mengulang rentetan buruk yang terakhir kali terjadi 64 tahun lalu. Ketika itu, Belanda menelan enam kekalahan pada rentang 1950. Kekalahan pertama Belanda pada tahun 2014 terjadi pada 5 Maret silam ketika tumbang 0-2 di tangan Perancis.
“Kami tidak boleh saling menyalahkan. Kami harus membahas kesalahan-kesalahan yang kami buat. Tidak ada kestabilan di lini belakang dan kami berulang kali tergelincir,” tutur winger Arjen Robben kepada SBS6.
Menghadapi Latvia De Oranje sebenarnya tak perlu diliputi kekhawatiran berlebihan. Sejarah menunjukkan bahwa Belanda berhasil memenangi satu-satunya pertemuan di antara kedua tim pada tahun 2004.
Ketika itu Belanda yang diasuh Dick Advocaat mampu menang 3-0 atas Latvia. Ruud van Nistelrooy yang kini menjadi asisten Hiddink di Timnas Belanda, menyumbang dua gol. Sementara satu gol tambahan diciptakan oleh Roy Makaay.
Meski demikian, De Oranje tetap harus mewaspadai kebangkitan Latvia. Skuat asuhan Marian Pahars itu kini tengah berusaha mengakhiri rentetan 16 kekalahan tandang yang mereka alami. Rentetan ini sudah berlangsung sejak September 2011.