Presiden AFC Bantah akan Tendang Australia dari Asia
Jelang final Piala Asia 2015 sentimen terhadap Australia bermunculan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Jelang final Piala Asia 2015, sentimen terhadap Australia bermunculan.
Australia dan Korsel merupakan finalis Piala Asia 2015 yang akan bertemu di Stadium Australia, Sdyney, Sabtu (31/1).
Mengutip laporan koran yang terbit di Uni Emirat Arab (UEA), Al Ittihad, ketidaksukaan dengan keberadaan Australia di AFC muncul dari sejumlah anggota AFC dari kawasan Asia Barat dan lainnya.
Tidak dijelaskan pemicu anti-Australia di AFC itu, namun diperkirakan karena Australia dianggap superior.
Sejak bergabung ke AFC pada 1 Januari 2006 dari OFC, Tim Cahill dkk. berhasil melaju ke putaran final Piala Dunia, berlaga di dua final Piala Asia secara beruntun, dan juga memenangi Piala Asia Wanita pada 2010.
Menariknya, laporan Al Ittihad itu bersumber dari Presiden AFC, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa.
Namun, tak lama setelah berita itu beredar, Shaikh melakukan bantahan. Pria asal Bahrain itu berujar Al Ittihad sudah memelintir ucapannya sehingga terkesan akan ada pembahasan mengenai keanggotaan Australia di AFC.
"Saya sangat terkejut dengan kemunculan berita itu. Apa yang ditulis hanyalah berita palsu. Saya sedih membaca berita yang tidak benar sama sekali," kata Shaikh di Herald Sun.
Al Ittihad dalam laporannya mengutip perkataan Shaikh yang menyebut sejumlah anggota AFC melihat ada kebutuhan agar AFC "bercerai" dengan Australia. Shaik menyampaikan keputusan untuk menggeser Australia dari keanggotaan AFC harus didasarkan pada Kongres AFC, yang memiliki otoritas untuk mempertimbangkan kembali keberadaan Australia di Asia serta keputusan lain.