Eks-Timnas: Stop Naturalisasi, Kebanyakan Sudah Tua dan Cuma Unggul di Liga Lokal
Kapten timnas saat mencapai semifinal Asian Games 1986 itu berkata para pemain naturalisasi di timnas hanya unggul ketika main di liga Indonesia.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Ada beberapa alasan kenapa mantan kapten Timnas Indonesia, Berti Tutuarima, menyarankan agar program naturalisasi di timnas Indonesia dihentikan. Selain karena harus lebih dulu memprioritaskan pemain lokal, alasan lain adalah kualitas pemain naturalisasi.
Berti menyebut pemain-pemain naturalisasi yang dipakai timnas tidak bisa banyak membantu menaikkan prestasi timnas. Kapten timnas saat mencapai semifinal Asian Games 1986 itu berkata para pemain naturalisasi di timnas hanya unggul ketika main di liga Indonesia.
"Sebagian besar pemain yang dinaturalisasi sudah tua. Sebagai contoh Greg Nwokolo (29 tahun). Pemain-pemain naturalisasi hanya unggul ketika main di liga lokal," kata Berti.
"Melawan para pemain di sini di liga, mereka masih lebih cepat, tetapi ketika bermain melawan pemain-pemain nasional dari luar negeri, kecepatan dan kegesitan mereka sudah bukan menjadi keunggulan lagi," tutur pemain yang ikut mengantar Indonesia meraih medali perak SEA Games 1979 itu.
Pada laga uji coba Indonesia kontra Myanmar, Senin 30 Maret ini di Sidoarjo, kemungkinan besar ada satu lagi pemain natularisasi yang melakukan debut timnas. Pemain itu adalah bek Persipura berusia 30 tahun, Bio Paulin Pierre, yang baru beberapa hari lalu disumpah menjadi WNI.
Sebelumnya timnas Indonesia sudah memainkan para pemain naturalisasi, di antaranya adalah Cristian Gonzales (38 tahun), Greg Nwokolo (29 tahun), Raphael Maitimo (31 tahun), Victor Igbonefo (29 tahun), Jhon van Beukering (31 tahun), Diego Michiels (24 tahun), dan Tonnie Cussel (32 tahun).