Pertempuran yang Batal Antara John Terry dan Rio Ferdinand
Hubungan Terry dan Ferdinand tak pernah membaik sejak insiden pelecehan ras yang dilakukan Terry terhadap Anton Ferdinand, adik Rio Ferdinand.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Laga antara Queens Park Rangers dan Chelsea di Stadion Loftus Road, Minggu (12/4/2015), semula diperkirakan bakal berlangsung tegang.
Bukan cuma perkara perebutan poin, melainkan lantaran bakal pertemunya dua pemain yang pernah saling berseteru, pemain bek Chelsea John Terry dan pemain bek QPR Rio Ferdinand.
Hubungan dua bekas pemain Timnas Inggris itu tak pernah membaik sejak insiden pelecehan ras yang dilakukan Terry terhadap Anton Ferdinand, adik Rio Ferdinand, yang pernah menjadi pemain QPR pada periode 2011-2013.
Pada laga yang berlangsung di Loftus Road empat tahun silam, Kapten pasukan Blues dianggap melakukan pelecehan ras terhadap Antoni.
Terry kemudian dinyatakan bersalah dan diharuskan membayar denda 200.000 pound dan terkena sanksi skorsing empat laga.
Rio yang merupakan kakak dari Anton yang kini bermain untuk Reading, tentu saja membela adiknya. Dia sampai memutuskan pertemanan dengan Terry. Dalam buku otobiografinya Ferdinand bahkan menyebut bekas kapten Timnas Inggris itu sebagai "Orang Paling Idiot".
Untungnya, pertemuan dua seteru itu urung terjadi di Loftus Road, akhir pekan ini. Pasalnya, Ferdinand dipastikan absen lantaran mengalami cedera.
"Itu cedera yang dalam proses pemulihan. Tentu saja kami kehilangan dia di lapangan, pada pertandingan penting seperti ini. Terkait dengan Terry, insiden itu memang menyisakan suasana berbeda dan agak aneh pada pertandingan nanti. Mungkin akan ada emosi berlebih yang terlibat di sana," ujar Pelatih QPR Chris Ramsey seperti dikutip Daily Star.
Terry di sisi lain mendapat dukungan penuh dari rekan satu timnya. Pemain bek Chelsea Garry Cahill memastikan, penampilan Terry tak akan terpengaruh oleh masalah itu.
"John sudah melalui banyak hal selama kariernya, baik dan buruk, memenangi trofi dan sebagainya, seperti juga pemain yang tampil di tingkat tertinggi. Kulitnya cukup tebal untuk terpengaruh dengan kemungkinan sambutan buruk di sana. Itu tidak akan mempengaruhinya, atau kami. Fokus kami adalah bermain dan memenangkan laga itu," ujar Cahil.
Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Minggu (12/4/2015)