TRIBUNNEWS.COM - Aksi boikot hingga akhir musim terhadap media partner Liga Prancis, Canal+ dan Bein Sport, yang dilakukan oleh Paris Saint-Germain dan Marseille, mengundang perhatian pelatih Lyon Hubert Fournier.

Meskipun tak ikut memboikot media, dia meminta agar liga mempertimbangkan membatasi kamera televisi di ruang ganti pemain.

"Posisi saya? Saya sebenarnya tak terlalu senang dengan kehadiran kamera televisi di ruang ganti pemain. Tapi itu kebijakan liga. Di beberapa liga, hal semacam itu diatur dengan regulasi ketat, dan kamera tidak masuk ke ruang loker, saya kira itu langkah yang pintar," ujar Fournier, seperti dikutip L'Equipe.

PSG dan Marseille memutuskan untuk tidak memberikan wawancara dengan Canal+ dan Bein Sport sampai 30 Mei mendatang. Hal itu terkait sanksi yang dijatuhkan Asosiasi Sepak Bola Prancis terhadap dua pemain mereka, Zlatan Ibrahimovic (PSG) dan Dimitri Payet (Maseille), masing-masing larangan bertanding dalam empat dan dua laga. (Baca Juga: Paris Saint-Germain Protes Skorsing Zlatan Ibrahimovic)

Ibrahimovic kedapatan mengumpat berdasarkan rekaman di lorong ruang ganti, begitu juga dengan Payet. Menurut Fournier, pemain berhak mendapatkan sedikit ruang pribadi setelah berbagai aspek hidupnya, di lapangan maupun di luar lapangan diekspos media.

"Para pemain berbeda dengan aktor yang sadar betul dengan kehadiran kamera. Sedikit ruang pribadi bagi para pemain saya kira itu sangat bagus," ujarnya. 

Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Rabu (15/4/2015)